Orang tua juga memiliki peran besar dalam membentuk kebiasaan anak dengan menciptakan rutinitas memilah sampah dan mengajarkan aturan-aturan sederhana, seperti tidak membuang makanan secara berlebihan.
Tohom, yang juga seorang pengamat lingkungan dan energi, menegaskan bahwa persoalan sampah tidak boleh dianggap remeh.
Baca Juga:
Pemko Banjarmasin Cari Solusi Atasi Krisis Sampah Usai TPAS Basirih Disegel
Ia menyoroti bagaimana pertumbuhan populasi dan urbanisasi yang pesat telah meningkatkan volume sampah secara drastis.
“Jika kita tidak mengelola sampah dengan baik, kita sedang menciptakan bom waktu bagi lingkungan. Sampah plastik yang menumpuk di laut, limbah beracun yang mencemari tanah, hingga polusi udara akibat pembakaran sampah, semuanya memiliki dampak serius bagi kehidupan kita,” jelasnya.
Sebagai bagian dari upaya nyata, Tohom mendorong pemerintah dan dunia pendidikan untuk memasukkan edukasi pengelolaan sampah dalam kurikulum sekolah.
Baca Juga:
Permasalahan Sampah di Kota Banjarmasin dan Dampaknya bagi Lingkungan
Ia juga mengapresiasi berbagai inisiatif yang telah dilakukan oleh komunitas dan mahasiswa dalam memberikan edukasi lingkungan kepada anak-anak, seperti yang dilakukan oleh mahasiswa KKN di berbagai daerah.
“Kesadaran ini harus kita bangun bersama. Anak-anak adalah agen perubahan bagi masa depan. Dengan membekali mereka dengan pemahaman yang baik sejak dini, kita sedang berinvestasi untuk lingkungan yang lebih bersih dan sehat di masa depan,” pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.