Melawati mengaku dengan adanya bantuan pemberdayaan dari Kemensos, mampu mendongkrak taraf hidup keluarganya.
"Setelah diberi bantuan oleh Kemensos, ekonomi meningkat, sekarang sudah punya 2 karyawan sehari diupah Rp75 ribu. Pendapatan hampir Rp6 juta per bulan. Alhamdulillah sekarang bisa ngasih (memberdayakan lingkungan), tidak minta lagi (sebagai penerima bansos)," ucap Melawati.
Baca Juga:
Dinas Pendidikan Bantul Sebut Sekolah Rakyat Program Kemensos untuk Anak Miskin
Melawati menuturkan, bersama sepuluh rekannya yang juga sudah graduasi dari PKH membentuk Kelompok Usaha Wanita Tangguh (Kuwatan).
Pada momen pelatihan tersebut, Melawati menjadi sosok inspiratif yang dihadirkan guna menggugah semangat para peserta pelatihan untuk dapat berdaya dan mandiri seperti dirinya.
Salah satu peserta pelatihan, Hasanudin (26), warga Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung mengaku sangat terbantu dengan adanya program pemberdayaan dari Kemensos ini.
Baca Juga:
Kemenkeu Laporkan Realisasi Anggaran Bansos Sembako Capai Rp10,9 Triliun
Dua bulan lalu, dia kena PHK dari tempatnya bekerja sebagai karyawan online shop yang menjual sepatu dan sendal. Dengan adanya bantuan pelatihan dan alat usaha yang didapatkan Hasanudin telah menciptakan sendiri lapangan pekerjaan baru untuk menyambung hidup.
"Senang dapat bantuan dari Kemensos. Saya terima kasih banyak. Mudah-mudahan punya cabang dan membuka usaha lainnya," ucap Hasanudin.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat 5 KK miskin ekstrem dengan total 14 individu di Desa Cangkuang Wetan, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.