Ali mengatakan NasDem fokus mengusung politik cerdas guna menguatkan demokrasi.
"Kita nggak pernah mengenal kadrun dalam perpolitikan kita itu. Itukan hanya istilah yang dilekatkan ke orang. Apa bedanya dulu ada kampret, cebong. Ya politik ini jangan membuat kita terlalu sensitif. Bagi NasDem begini, NasDem mengusung politik kecerdasan yang dengan tujuan kita menguatkan demokrasi. Kalau kita masuk di ruang-ruang itu ya kita pada akhirnya tidak menjadi bagian dari orang yang akan berkontribusi menguatkan demokrasi kita, sehingga menurut saya ya nggak perlu kita tanggapi. NasDem nggak pernah sensitif ke hal-hal yang seperti itu," ujarnya.
Baca Juga:
Daftar Lengkap 580 Anggota DPR Terpilih 2024-2029 Bakal Ikuti Pelantikan Hari Ini
Ali menilai sebutan itu merupakan bentuk personifikasi atas keputusan NasDem yang mengusung Anies.
Menurutnya, hal ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak senang atas keputusan NasDem itu.
"Kalau kemudian kita mencalonkan Anies terus dipersonifikasi kita sebagai kadrun kek, cebong kek, kampret kek, itu yang dasarnya orang tidak senang ya tidak senang aja kan. Jadi bagi saya sebagai wakil ketua umum partai menganggap bahwa yang mereka sebut Nasdrun itu bukan NasDem karena nama partai kami NasDem bukan Nasdrun. Yang pasti NasDem tidak pernah berencana koalisi dengan Nasdrun," katanya.
Baca Juga:
Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan Bobby-Surya di Pilgubsu 2024
Eks Ketua Fraksi NasDem DPR ini lantas mengaku tak memusingkan munculnya sebutan tersebut.
Dia ogah 'menari di atas panggung orang lain'.
"Bukan serangan, lucu-lucuan aja itu. Ngapain saya memusingkan hal itu. Kalau kita memusingkan itu kita menari di atas panggung orang itu," kata dia.