WAHANANEWS.CO, Jakarta - Bukan di Jakarta, melainkan di tanah seluas 1 hektare di Cimanggis Depok yang hijau dan lapang, Wakil Presiden RI ke-13 Ma’ruf Amin menjalani masa purnatugasnya di rumah pensiun yang ia pilih karena nilai tanah yang lebih terjangkau dan memungkinkan dirinya menikmati ruang lebih luas untuk beristirahat dan berkebun.
Ma’ruf Amin, atau akrab disapa Abah Kiai, menyampaikan bahwa dirinya telah menempati kediaman tersebut sejak sekitar satu tahun lalu dan merasa keputusan pindah dari Jakarta adalah pertimbangan rasional demi mendapatkan lahan lega yang tidak mungkin ia peroleh dengan harga serupa di ibu kota.
Baca Juga:
Prabowo Tinjau Dapur Umum di GOR Pandan Tapteng, Prioritaskan BBM dan Pemulihan Listrik
Dari foto yang terlihat, rumah pensiun Ma’ruf Amin menampilkan desain bangunan megah dengan fasad putih menjulang lebar dan jendela besar, atap bernuansa gelap, serta halaman depan yang tertata dengan kanopi beton berongga untuk area drop-off tamu di depan pintu utama.
Pada Kamis (23/10/2025), Abah Kiai memperlihatkan bahwa area depan rumahnya dihiasi tanaman hias, pohon-pohon pendek, dan tiang bendera, menciptakan kesan teduh sekaligus resmi di halaman yang tertata rapi.
Meski baru satu tahun didiami, suasana rumah nampak asri berkat rindangnya pepohonan dan berbagai tanaman yang memenuhi setiap sudut lahan, menjadikan kediaman tersebut terasa seperti oase pribadi di tengah kawasan perkotaan.
Baca Juga:
BMKG Gelar OMC Besar-besaran di Sumatera demi Lancarnya Bantuan Bencana
Ma’ruf Amin menjelaskan bahwa sebagian tanaman ia dapatkan dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari luar negeri, mulai dari pohon tin, zaitun, kurma Cina, anggur hijau, mangga, jambu, hingga durian.
“Pohon ada dari dalam negeri, berbagai daerah, bahkan ada juga yang dari luar negeri, saya tanam, jadi kalau saya ke luar negeri, saya ke daerah, pulang ada pohonnya,” ujar Ma’ruf Amin pada Kamis (23/10/2025).
Abah Kiai mengungkapkan bahwa sebelum dibangun, lahan tersebut adalah kawasan hutan dengan sebuah rumah kayu ulin dari Kalimantan yang sudah berdiri di atasnya ketika dibeli.