“Komdigi sangat concern pada keselamatan masyarakat di ruang digital. Dengan jaringan KSPSI yang luas, kerja sama ini bisa berjalan efektif untuk melindungi pekerja di seluruh Indonesia,” jelas Arnanto.
Sementara itu, Afreno Kautsar Ramadhan, Staf Khusus Komdigi RI menyoroti tantangan Transition Labor Force, yakni perubahan struktur ketenagakerjaan akibat otomatisasi dan robotik.
Baca Juga:
Putusan MK: Tapera Tak Lagi Wajib, KSPSI Desak Kuota Rumah 100 Ribu Unit di 2025
Ia menjelaskan bahwa Komdigi telah menyiapkan program reskilling dan talenta digital bagi pekerja agar tidak kehilangan daya saing.
“Profesi yang terancam tergantikan mesin harus segera diberi kompetensi baru. Kami siap membantu KSPSI melakukan transformasi talenta digital,” tegas Afreno.
Diskusi berjalan produktif dan menghasilkan kesepakatan awal bahwa kedua lembaga perlu segera menjalin kerja sama secara resmi. Harapannya, berbagai program dapat langsung dirasakan oleh masyarakat pekerja, keluarganya, dan lingkungan sekitar.
Baca Juga:
KSPSI Dorong UU Baru: Perlindungan dan Kesejahteraan Pekerja Jadi Fokus RDP Komisi IX DPR RI
Ket foto: Arnod Sihite, Wakil Ketua Umum KSPSI (Duduk Kiri), Arnanto Nurprabowo, Staf Khusus Komdigi RI (Duduk Kanan) saat membahas sinergi KSPSI dan Komdigi RI dalam pengembangan literasi digital serta peningkatan keterampilan (upgrade skill) pekerja Indonesia di kawasan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (17/11/2025). [WahanaNews.co/KSPSI]
Arnod Sihite menyampaikan bahwa program peningkatan literasi digital harus memberi dampak langsung pada kesejahteraan anggota KSPSI.
“Kami berharap kerja sama ini tidak hanya meningkatkan kemampuan digital, tetapi juga membuka peluang kerja baru di sektor digital. Apalagi pelatihan Komdigi berbasis SKKNI sehingga anggota KSPSI dapat memperoleh sertifikasi profesi BNSP,” ungkapnya.