Klub-klub tersebut sering dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan Museum KAA yang memang sudah menjadi tugas SMKAA untuk melestarikan nilai-nilai KAA 1955 kepada masyarakat.
Menurut Koordinator Eksekutif SMKAA, Firman Kaban, SMKAA tidak menjadikan umur sebagai patokan agar bisa bergabung menjadi anggota. Tidak hanya para pekerja dan mahasiswa saja yang bisa bergabung, siswa-siswi SMA/SMK pun bisa bergabung menjadi anggota.
Baca Juga:
Sepekan Jelang Pilkada Jawa Barat 2024, Dedi Mulayadi-Erwan Setiawan Ungguli Empat Kandidat
Sistem ini merupakan representasi dari nilai-nilai KAA yang menjunjung tinggi kesetaraan. Beragamnya latar belakang para anggota merupakan sebuah keunikan dari SMKAA.
Hal itu, kata Firman, membuat kaum muda akan menjadi aset negara yang berharga dan menjadikan SMKAA bisa terus menyebarluaskan nilai-nilai KAA dan semangat Bandung kepada masyarakat.
"Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika menawarkan pengalaman yang memotivasi dan memberikan dampak positif bagi kaum muda," kata dia.
Baca Juga:
6 Kali Berturut-Turut, Pemkot Bekasi Raih Predikat Kota Informatif Tingkat Jabar 2024
Ia mengatakan, kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di museum ini membantu kaum muda untuk memahami sejarah dan memperoleh inspirasi dari peristiwa penting dalam sejarah dunia.
"Imam Ghazali bilang energi anak muda itu masih banyak. Jika energi yang banyak itu tidak disalurkan kepada yang positif maka otomatis beralih ke yang negatif, maksudnya negatif itu rebahan seharian makannya SMKAA hadir sebagai wadah buat anak muda mengisi kegiatan positif di Museum," kata Firman.
Dengan hadirnya SMKAA di tengah masyarakat membuktikan, menjaga dan menyebarluaskan nilai-nilai KAA dan semangat Bandung merupakan tugas bersama.