Menurut Nathanael, Ricky memiliki kondisi psikologis untuk berani menolak perintah pimpinan yang pangkatnya jauh lebih tinggi.
"Nah ini juga didukung oleh profil psikologis yang bersangkutan tadi bahwa dia mampu memiliki suatu kondisi psikologis untuk berani mengatakan tidak padahal pada pimpinan yang jauh lebih tinggi," kata Nathanael.
Baca Juga:
Kuat Ma’ruf dan Bripka RR Hadirkan Saksi Meringankan di Sidang Hari Ini
Tak hanya itu, Nathanael menilai Ricky berani menolak perintah menembak itu karena di luar kompetensinya sebagai polisi di satuan lalu lintas.
Di mana, kata Nathanael, dalam sehari-harinya, Ricky bertugas secara administrasi dan tidak mempunyai keahlian menggunakan senjata.
"Ditambah lagi permintaan ini juga bisa saya katakan di luar kompetensi dia. Jadi di luar repertoar tingkah laku yang bisa dia lakukan. Memang betul bahwa saudara Ricky ini dari informasi, dari wawancara yang saya peroleh juga terhadap yang bersangkutan langsung memang dia anggota kepolisian tetapi setelah lulus Sekolah Polisi Negara (SPN) yang bersangkutan bertugas di bagian (satuan) Lantas," kata Nathanael.
Baca Juga:
Soal Tangisan Putri Candrawathi, Ahli: Takut Pada Sambo
"Terutama secara spesifik fungsinya regident, jadi saya mungkin memahami bahasa sehari-hari tugas dia administrasi, jadi bukan sesuatu yang dalam kesehariannya bahkan dalam pelatihan punya skill untuk menggunakan senjata sehingga yang bersangkutan bisa untuk kemudian menolaknya, " tambahnya.
Ricky Tak Kuat Mental
Bripka Ricky Rizal mengungkapkan momen dia menolak perintah Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir N Yosua Hutabarat.