Pada saat itu, Raka ditunjuk sebagai ketua
manajemen proyek dan harus memutar otak untuk membangun tol tersebut.
Pasalnya, jalan bebas hambatan itu dibangun di
atas jalan yang sudah ada dan padat kendaraan.
Baca Juga:
Jalan Tol PSN Disebut Katalis Pertumbuhan Baru, MARTABAT Prabowo–Gibran Soroti Dampak Besar ke Aglomerasi Jabodetabekjur
Putra Bali ini pun mengusulkan agar pembangunan
Tol Wiyoto Wiyono dilakukan dengan cara konvensional.
Mulai dari bekisting, pembangunan segmental,
hingga menggantung blok beton dengan beban 480 ton.
Namun, usulan itu ditolak anggota tim ahli
lainnya, lantaran berpotensi mengganggu arus lalu lintas, memakan waktu, dan
biaya serta berisiko tinggi.
Baca Juga:
Tol Baru Bogor-Serpong Via Parung Siap Dibangun, Nilai Investasi Rp12,35 Triliun
Pantang menyerah, dia lalu mengusulkan untuk
membuat kepala tiang yang akan diputar menggunakan alat pemutar.
Kemudian, baru dipasang bekisting kepala tiang
atau sejajar dengan jalan di tengah. Setelah beton cukup kuat, bekisting pun
bisa diputar.
Tak disangka-sangka, gagasan tersebut akhirnya
diterima oleh anggota tim ahli lainnya.