Saat melakukan percobaan pertama, dia mengalami
kegagalan.
Semua direksi datang menyaksikan saat pompa
hidrolik dengan tekanan di atas 80 ton itu diputar.
Baca Juga:
RAPBN 2026: Rp 70,86 Triliun untuk Infrastruktur, 10 Tol Jadi Andalan
"Awalnya semua lancar. Namun kemudian
timbul masalah, karena saat dilepas, bagian atasnya tidak mau turun. Melihat
kegagalan ini, semua direksi pergi, angkat tangan, dan menyerahkan semua urusan
kepada saya," tutur Raka.
Tak berhenti sampai disitu, Raka lantas meminta
bantuan beberapa kolega dalam menyempurnakan temuannya itu.
Singkat cerita, dia berhasil melakukan uji coba
dan memberanikan diri menyampaikan keberhasilan temuannya ini ke Departemen
Pekerjaan Umum (PU) dan anak Presiden kedua RI Soeharto, Siti Hardiyanti
Rukmana alias Tutut.
Baca Juga:
Deretan Proyek Jalan Tol Baru di RI yang Bikin Jarak Semakin Dekat
Kala itu, Tutut menjabat sebagai Direktur Utama
PT Jaya Lamtoro Gung (JLG).
JLG merupakan salah satu dari empat perusahaan
nasional yang menggarap Tol Wiyoto Wiyono.
Selain JLG, ada tiga perusahaan lainnya yang
berkontribusi pada pembangunan tol tersebut, yaitu Hutama Karya, Krakatau
Steel, dan perusahaan semen Tiga Roda.