Menyikapi kondisi perekonomian yang kian terpuruk waktu itu, sebagai
kaum profesional, yang bisa mereka lakukan hanya memberikan moral force.
"Jangan sampai kita dipaksa oleh sebuah revolusi sosial," ujar Sri
Mulyani, kala itu (Kompas, 7/8/1998).
Baca Juga:
Terima Kunjungan Standard & Poor’s, Menkeu Tegaskan Komitmen terhadap Kebijakan Fiskal yang Prudent
Berkat kiprahnya itu, pada tahun 1999, Sri Mulyani kemudian ditunjuk
oleh Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Sekretaris Dewan Ekonomi Nasional, yang
diketuai Emil Salim.
Inilah kiprah jabatan pertama Sri Mulyani memasuki lembaga pemerintahan
secara nasional.
Pada tahun 2001, kiprahnya berlanjut ke lembaga internasional. Sri
Mulyani bekerja sebagai konsultan untuk US
Agency for International Development (USAID).
Baca Juga:
Kabupaten Toba Kembali Menerima WTP Atas LKPD Tahun 2024
Selain itu, diaj uga mengajar sebagai profesor di Andrew Young School of Policy Studies di Georgia State University.
Setahun kemudian, ahli ekonomi moneter dan perbankan serta ekonomi
tenaga kerja ini terpilih menjadi Executive
Director Dana Moneter Internasional (IMF), mewakili 12 negara ASEAN.
Di kancah internasional itu, namanya benar-benar menjadi sorotan pada
tahun 2010. Saat itu, Bank Dunia memilihnya sebagai Direktur Pelaksana Bank
Dunia.