Sepertiga dari sampah yang ditemukan berupa gelas plastik 220 ml. Fakta ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara klaim ramah lingkungan perusahaan dengan realitas di lapangan.
Menariknya, perusahaan tersebut diketahui mulai menghapus produk gelas plastik 220 ml dari situs resminya dan menggantinya dengan produk 'Cube' berukuran serupa.
Namun, produk gelas plastik lama masih banyak ditemukan di pasaran.
Selain itu, audit Sungai Watch menemukan adanya perbedaan harga yang mencolok. Gelas plastik 220 ml dijual seharga Rp1.000, sedangkan produk 'Cube' dengan volume serupa dijual Rp2.000. Bahkan, pada Februari 2025, volume air dalam kemasan gelas plastik menyusut dari 220 ml menjadi 200 ml tanpa adanya perubahan harga.
"Konsumen sekarang membayar sama, tetapi mendapatkan lebih sedikit," ungkap laporan tersebut.
Sungai Watch menilai bahwa perubahan kemasan ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan sampah plastik.
Baca Juga:
Perhatian dan Prioritas Presiden, Menteri LH Ingatkan 343 Pemda Wajib Kelola Sampah Agar Tak Kena Pidana
Tanpa adanya sistem pengelolaan sampah yang memadai, perubahan ini justru memperkuat ketergantungan terhadap plastik yang sulit didaur ulang.
"Ketika perusahaan mengklaim akan mengurangi polusi plastik, publik mengharapkan aksi nyata, bukan sekadar perubahan kosmetik," mengutip isi laporan Sungai Watch dikutip dari Medcom.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.