"Ia telah jatuh ke tangan Soviet, seperti tulisan laporan CIA, atas hasil pengaruh wanita atau karena ia diperas oleh wanita itu, atau keduanya."
Saat itu memang benar Soekarno pergi ke Uni Soviet dan ia ditemani pramugari cantik berambut pirang saat kunjungan itu, dan wanita itu kemudian pergi ke Indonesia dengan pejabat Soviet Kliment Voroshilov dan terlihat bersama Soekarno beberapa kali, menurut Blum.
Baca Juga:
Peringati Bulan Bung Karno, Kader PDI-Perjuangan Jalan Sehat Bareng Tri Adhianto & Ono Surono
Serta, Uni Soviet memang berupaya mengancam Soekarno dengan merekam aksi panasnya dengan sekelompok pramugari.
"Ketika Soekarno kunjungi Moskow tahun 1960-an, KGB berupaya menjebaknya dengan honey trap, mengirimkan sekelompok wanita muda cantik yang berperan sebagai pramugari ke hotelnya," tulis Tim Lister di CNN.
Namun waktu Lister kurang tepat, sumber lain mengatakan KGB sedang menggodok cerita Soekarno itu pada 1957 atau 1958.
Baca Juga:
Bupati Karo Tinjau Proyek Pelebaran Jalan, Usulkan Pemugaran Akses ke Rumah Pengasingan Bung Karno
Namun KGB juga gagal, karena Soekarno tidak menyembunyikan kehidupan cintanya.
Soekarno dengan terbuka mendukung poligami, dengan memiliki 4 istri resmi sementara menjaga pernikahan "de facto" dengan istri kelima, seperti dijelaskan Elizabeth Martyn di The Women's Movement in Postcolonial Indonesia.
Tidak heran upaya KGB menjebaknya gagal total, bahkan disebut-sebut Soekarno meminta rekaman aktivitasnya dengan kru pramugari tersebut.