Gamal Abdul Nasser dan para ulama al-Azhar sangat terkesima dengan pidato Pancasila tersebut, sehingga kabarnya mereka tertarik ingin menjadikan Pancasila sebagai dasar negara Mesir, yang sejak lama menghadapi perseteruan ideologis yang memanas pada masa itu, khususnya antara kubu nasionalis Arab dengan Ikhwanul Muslimin.
Di masa lampau, kita melihat Pancasila membahana di panggung dunia.
Baca Juga:
Diplomasi Krisis Timur Tengah: Upaya Pemerintah Indonesia untuk Perekonomian Stabil
Bung Karno mempunyai keyakinan, bahwa Pancasila dapat menginspirasi dunia.
Pancasila sebagai ideologi dan laku hidup telah mampu mempersatukan negeri ini di tengah gelombang sosial, politik, dan ekonomi yang tidak mudah.
Sebab itu, Bung Karno mempunyai kepercayaan diri, bahwa Indonesia bisa berperan aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Baca Juga:
Ganjar Pranowo: Kemerdekaan Palestina Kita Dukung Terus Menerus
Konferensi Asia-Afrika yang digelar pada tahun 1955 di Bandung menjadi saksi sejarah, bahwa kita mampu menggalang negara-negara Asia-Afrika untuk menyuarakan perlawanan terhadap penjajahan.
Bahkan, kita turut berjuang bagi kemerdekaan negara-negara Arab yang berada di kawasan Afrika Utara, seperti Maroko, Aljazair, dan Tunisia.
Ketiga negara ini hingga saat ini mempunyai hubungan diplomatik yang sangat dekat dengan Indonesia, karena peran Bung Karno dalam mewujudkan perdamaian dunia.