Presiden Prabowo Subianto sendiri telah meninjau sejumlah lokasi terdampak bencana pada Senin, 1 Desember 2025. Dengan menggunakan helikopter, Presiden mendatangi dua titik terdampak, yakni Tapanuli Tengah di Sumatera Utara dan Kutacane di Aceh. Di Tapanuli Tengah, Presiden meninjau dapur umum, posko Basarnas, posko pelayanan kesehatan, dan kegiatan trauma healing bagi warga terdampak.
Dari sisi data resmi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor tersebut telah mencapai 604 orang berdasarkan pembaruan data Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB pada Senin, 1 Desember 2025 pukul 21.00 WIB. Angka ini menunjukkan betapa besarnya skala bencana dan betapa mendesaknya kebutuhan bantuan.
Baca Juga:
Update BPNP Korban Banjir di Pulau Sumatra: 712 Orang Tewas & 507 Hilang
Penutup dari tulisan ini adalah sebuah harapan dan seruan. Kita sebagai satu bangsa harus bergerak bersama melalui gerakan kolosal nasional yang melibatkan semua pihak. Masyarakat di Sumatra membutuhkan banyak bantuan—dana, logistik, bahan pokok, obat-obatan, alat kesehatan, tenaga relawan, dan dukungan moral.
Di sinilah relevansi nyata dari persatuan kita sebagai bangsa Indonesia, sebagaimana semangat Bhinneka Tunggal Ika yang menyatukan kita dalam satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa. Presiden Prabowo juga dapat mengimbau seluruh rakyat Indonesia untuk ikut terlibat dalam gerakan kemanusiaan berskala nasional ini.
Segala bentuk tindakan dan gerakan gotong royong harus tetap mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan, termasuk mekanisme penyaluran bantuan, koordinasi lintas lembaga, dan prinsip akuntabilitas, sebagaimana diatur dalam UU No. 24 Tahun 2007 dan regulasi turunannya. Dengan demikian, gerakan kemanusiaan dapat berjalan tertib, efektif, dan tepat sasaran.
Baca Juga:
PLN Perkuat Logistik dan Teknis untuk Aceh Pascabencana
[Redaktur: Alpredo Gultom]