Revitalisasi besar terhadap 9 pasar pun dijalankan menggunakan anggaran Penyertaan Modal Daerah (PMD), antara lain di Pasar Jatirawasari, Pasar Cilincing, Pasar Heksagon, Pasar Kalideres, Pasar Sumur Batu, Pasar Kombongan, Pasar, dan pasar-pasar lainnya.
Selain itu, Pasar Jaya juga bekerja sama dengan pihak ketiga untuk rencana revitalisasi 3 Pasar, yakni, Pasar Induk U Shape, Pasar Pramuka, dan Pasar Jembatan Besi. Penataan pedagang kaki lima (PKL) pun dilakukan. Selain itu, perawatan sipil dan mekanikal–elektrikal di 99 pasar juga dijalankan. Adapun pekerjaan tersebut termasuk waterproofing dan epoxy di Pasar Cipulir, perbaikan saluran air di Pasar Sunter Podomoro, pengaspalan Pasar Jembatan Lima, hingga perbaikan panel listrik di Pasar Senen dan AC di Pasar Glodok.
Baca Juga:
Stok Melimpah Tapi Harga Tak Terkendali, YLKI Desak Pemerintah Tuntaskan Polemik Beras
Hal lain yang patut dicatat adalah revitalisasi toilet pasar. Pada 2024, lima pasar sudah diperbaiki tolietnya, yaitu Pasar Palmeriem, Pasar Santa, Pasar Mampang Prapatan, dan Pasar Tanah Abang Blok B. Pasar Jaya juga membangun 11 lapangan bulutangkis dan 8 lapangan futsal di atas pasar, misalnya di Pasar Palmerah, Pasar Kenari, Pasar Baru, Pasar Tebet Barat, Pasar Grogol, Pasar Sawah Besar, dan pasar Tebet Timur.
Dari sisi modernisasi, Pasar Jaya telah mengembangkan sistem penagihan BPP berbasis digital. Pada tahun 2024, sistem ini telah diterapkan di 27 pasar, di antaranya Pasar Glodok, Pasar Pagi, Pasar Sawah Besar, dan Pasar Pelita, melalui kerja sama dengan Bank Mandiri dan Bank DKI.
Baca Juga:
Misteri Pengunduran Diri Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto
Selain itu, pembayaran berbasis digital juga diperluas bersama BRI, BCA, Mandiri, GoPay, Bank DKI, dan mitra lainnya. Hingga 2024, sebanyak 57 pasar sudah menggunakan sistem tersebut. Beberapa di antaranya adalah Pasar Tomang Barat, Pasar Bendungan Hilir, Pasar Tanah Abang Blok B, dan Pasar Pulau Gadung.
Program pemasaran kios berbasis digital pun telah diterapkan di sejumlah pasar, seperti Pasar Kramat Jati, Pasar Palmeriam, Pasar HWI Lindeteves, dan Pasar Sunter Podomoro.
Revitalisasi pasar tradisional jelas membutuhkan dukungan semua pihak. Dana besar menjadi kunci, dan dukungan pedagang sangat vital, terutama dalam membayar Biaya Pengelolaan Pasar (BPP). Namun piutang BPP terus meningkat, bahkan mencapai Rp217,19 miliar pada April 2025. Padahal dana ini sangat dibutuhkan untuk perawatan dan pelayanan pasar.