TAYANGAN video yang menampilkan gerbong kereta barang penuh sampah di Stasiun Cawang baru-baru ini menjadi perbincangan publik.
Sampah-sampah yang terdiri dari plastik, kardus, hingga limbah rumah tangga berserakan di dalam gerbong, memunculkan dugaan bahwa sampah tersebut sengaja dibuang oleh warga sekitar, sebagaimana terlihat di akun instagram @mood.jakarta.
Baca Juga:
Menteri LH Dorong Pemprov DKI Sosialisasi Pengolahan Sampah dan Gratiskan Pemilahan
Kejadian ini bukan sekadar peristiwa sepele, melainkan sebuah tamparan keras bagi pengelolaan sampah di Indonesia yang masih jauh dari ideal.
Fenomena ini mengungkap dua persoalan utama: lemahnya sistem pengelolaan limbah dan rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.
Jika warga memiliki akses yang memadai terhadap sistem pembuangan sampah yang layak, tindakan membuang limbah ke dalam gerbong kereta tentu tidak akan terjadi. Namun kenyataan berkata lain.
Baca Juga:
Sampah Plastik Masih Mengancam, Pemerintah Diminta Segera Perketat Aturan
Sampai saat ini, pengelolaan sampah di perkotaan masih menghadapi berbagai tantangan. Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total timbunan sampah di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 56,63 juta ton, dengan 60,99% di antaranya tidak terkelola dengan baik. I
Ini berarti lebih dari setengah sampah yang dihasilkan masih berakhir di tempat-tempat yang tidak seharusnya, termasuk fasilitas umum seperti stasiun kereta.
Yang lebih mengkhawatirkan, insiden ini juga menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap fasilitas umum.
Kereta barang yang seharusnya digunakan untuk transportasi logistik kini malah berubah menjadi tempat pembuangan sampah berjalan.
Jika dibiarkan tanpa tindakan tegas, bukan tidak mungkin insiden serupa akan terus terulang. PT KAI dan pemerintah daerah harus segera mengambil langkah konkret, baik dalam bentuk penegakan hukum terhadap pelaku pembuangan sampah sembarangan maupun peningkatan fasilitas pengelolaan sampah di wilayah sekitar jalur kereta.
Permasalahan sampah di Indonesia bukan hanya soal kurangnya tempat pembuangan, tetapi juga pola pikir masyarakat yang masih menganggap sampah sebagai sesuatu yang bisa dibuang sembarangan.
Kita masih memiliki budaya ‘buang dulu, urusan belakangan’. Padahal, sampah yang tidak terkelola dengan baik bisa berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan.
Kita perlu sistem yang lebih kuat dan edukasi yang lebih luas kepada masyarakat.
Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari tanah, air, bahkan udara jika terbawa angin atau terbakar. Lebih jauh, sampah plastik yang tidak terurai akan terus menumpuk dan menjadi ancaman serius bagi ekosistem.
Solusi atas permasalahan ini tidak bisa hanya bergantung pada pemerintah atau PT KAI semata. Diperlukan kesadaran kolektif dari masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.
Edukasi tentang pentingnya memilah sampah, membuangnya di tempat yang tepat, serta mendukung sistem daur ulang harus terus digencarkan.
Tanpa perubahan perilaku, kebijakan pengelolaan sampah sebaik apa pun tidak akan berjalan efektif.
Peristiwa gerbong kereta yang dipenuhi sampah ini seharusnya menjadi alarm bagi kita semua.
Jika ingin melihat Indonesia yang lebih bersih dan sehat, maka perubahan harus dimulai sekarang—dari kebijakan yang lebih tegas, sistem yang lebih baik, hingga kesadaran individu untuk bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri.
Jangan sampai gerbong kereta yang penuh sampah ini menjadi gambaran nyata dari masa depan pengelolaan lingkungan di negeri ini. [*]
*) Penulis adalah Wakil Pemimpin Redaksi WahanaNews.co