WAHANANEWS.CO, Jakarta - Fenomena penipuan berbasis QR Code atau yang dikenal dengan istilah Quishing kembali marak dan meresahkan masyarakat digital.
Salah satu akun Instagram, @Cyberity.network, mengunggah contoh bagaimana modus tersebut dijalankan.
Baca Juga:
Problematika Perizinan via OSS, Akibatkan Korban Penipuan di Pasar Hewan Kota Depok: Ini Kata Legislator Hamzah
"Modus ini meminta korban seolah-olah harus login kembali ke Gmailnya. Padahal tanpa sadar korban telah memberikan aksesnya kepada penipu," tulis akun tersebut dalam unggahan pada Senin (18/8/2025).
Akun itu menambahkan, "Modus yang sedang marak ini digunakan untuk lomba dengan hadiah besar, pelatihan dengan biaya gratis, dan biaya cek kesehatan secara gratis."
Dalam unggahan tersebut juga ditampilkan video cara kerja Quishing. QR Code yang dipindai korban akan mengarah ke laman palsu menyerupai login Gmail.
Baca Juga:
Aksi Penipuan Vespa Antik di Bekasi, 66 Korban Rugi Rp2 Miliar
Begitu data pribadi diisi, peretas langsung bisa mencuri akses akun Gmail. Hal ini berbahaya karena banyak layanan digital kini terhubung dengan Gmail.
QR Code (Quick Response Code) sendiri merupakan barcode dua dimensi yang mudah dipindai menggunakan perangkat digital seperti ponsel.
Biasanya dipakai untuk pembayaran nontunai, promosi, atau sekadar membuka menu di restoran.
Namun, teknologi ini mulai disalahgunakan pelaku kejahatan siber untuk menjebak korban.
Quishing, gabungan dari istilah QR Code dan phishing, dilakukan dengan memancing korban agar memberikan data pribadi.
Data tersebut bisa disalahgunakan untuk pencurian identitas, penipuan finansial, hingga menguras rekening.
Direktorat Tindak Pidana Siber Polri pada 2024 sempat menegaskan, "Sasaran serangan ini adalah untuk mencuri informasi sensitif, seperti kata sandi, data keuangan, atau informasi pengenal pribadi, dan menggunakan informasi tersebut untuk tujuan lain, seperti pencurian identitas, penipuan keuangan, atau ransomware."
Meski demikian, ancaman Quishing bisa dihindari jika pengguna lebih waspada. Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain:
- Waspada terhadap sumber tak dikenal. Perlakukan kode QR seperti email atau pesan mencurigakan. Jangan memindai QR Code dari sumber yang tidak jelas.
- Perhatikan tanda-tanda phishing. Penipu biasanya membuat kesan darurat, misalnya ancaman penghapusan akun atau tawaran promo terbatas.
- Gunakan keamanan ganda. Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA), perbarui opsi pemulihan akun, dan pantau perangkat yang login.
- Rutin memperbarui perangkat lunak. Sistem operasi dan peramban modern mampu memberi peringatan terhadap tautan berbahaya.
Dengan kewaspadaan dan langkah proteksi, masyarakat bisa lebih aman dari ancaman kejahatan siber berbasis QR Code.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]