Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, angkat bicara terkait kondisi cuaca panas yang melanda Tanah Air belakangan ini.
Dwikorita menjelaskan bahwa kondisi tersebut merupakan hal yang lazim terjadi pada periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Baca Juga:
BMKG: Hujan Petir Mengancam, Sebagian Besar Indonesia Siap-siap Basah!
Menurutnya, kombinasi antara berkurangnya pembentukan awan dan curah hujan, serta kelembapan udara yang masih relatif tinggi, menyebabkan terjadinya lonjakan suhu udara yang terasa lebih panas.
"Periode peralihan ini umumnya dicirikan dengan kondisi pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dengan pertumbuhan awan yang pesat diiringi peningkatan suhu udara, kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore hari atau sore menjelang malam hari," jelas Dwikorita, seperti dikutip dari laman resmi BMKG.
Dengan demikian, cuaca panas yang dirasakan masyarakat belakangan ini bukan merupakan fenomena yang luar biasa, melainkan kondisi alami yang kerap terjadi pada masa transisi antar musim di Indonesia.
Baca Juga:
Siklon Tropis Yinxing Terpantau Dekati Indonesia, Ini Wilayah yang Terancam Cuaca Ekstrem
Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan menjaga kesehatan selama menghadapi cuaca panas tersebut.
Ketika periode peralihan ini terjadi, gerak semu matahari pada April dan Mei berada tepat di atas wilayah-wilayah Asia Tenggara, sehingga penyinaran matahari sangat terik dan memberikan kondisi yang panas di daratan.
Waktunya Musim Kemarau