Slamet membenarkan bahwa darah hewan yang sudah hidup sejak 450 tahun yang lalu itu berwarna biru.
Warna biru itu diperoleh dari hemosianin, zat tembaga yang terkandung di dalam darah tersebut.
Baca Juga:
Pendidikan Berbasis Sains Diperkuat, Sekolah Garuda Hadir di 12 Lokasi
Pada manusia, atom besi di dalam darah yang disebut hemoglobin memberikan warna merah gelap.
Darah kepiting tapal kuda mengandung zat khusus yang menangkap bakteri dengan cara membekukannya.
Karenanya, darah tersebut mampu mendeteksi adanya bakteri, meskipun dalam jumlah sedikit. Bagian darah yang membeku itu digunakan sebagai sarana pengujian bakteri.
Baca Juga:
Profil Ilmuwan Brian Yuliarto yang Kini Menjabat Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi
Manfaat darah kepiting tapal kuda
Slamet menjelaskan bahwa darah dari kepiting tapal kuda memiliki banyak manfaat, terutama dalam konteks pengecekan vaksin baru di bidang medis.
Menurutnya, dalam dunia medis, darah kepiting tapal kuda sangat bermanfaat karena mengandung Limulus Amebocyte Lysate (LAL), yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat keamanan vaksin baru, termasuk vaksin Covid-19.