"Dormant digunakan untuk menyebut gunungapi yang beristirahat, meski tidak lebih dari 11.650 tahun yang lalu," kata Dr. Mirzam.
Ia kemudian mencontohkan dua kasus penting. Pertama, Gunung Sinabung yang kembali aktif pada 2010 setelah tidur lebih dari 400 tahun. Kedua, Gunung Hayli Gubbi di Ethiopia yang meletus setelah lebih dari 12.000 tahun dormansi.
Baca Juga:
Pakar Ekonomi UGM: Bobibos Jangan Buru-buru Diedarkan, Belajar dari Blue Energy di ERA SBY
"Keduanya menunjukkan bahwa gunungapi dormant dapat kembali meletus setelah istirahat panjang," ujarnya.
Dalam kategori dormant, terdapat subjenis yang perlu diperhatikan, yaitu restless volcano, atau gunung api yang tampak tenang tetapi memperlihatkan aktivitas magmatik di bawah permukaan.
"Kelompok ini menunjukkan tanda-tanda pergerakan magma di bawah permukaan meskipun tidak sedang meletus," jelasnya.
Baca Juga:
Kebocoran Pajak RI, Pakar Ungkap ada 5 Titik
Di Indonesia, subkelompok ini dikenal sebagai gunungapi tipe B, dan jumlahnya cukup banyak.
Ia menjelaskan, setidaknya terdapat 30 gunungapi tipe B yang tersebar di Sumatra, Jawa, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku.
Kategori terakhir adalah extinct, yaitu gunung api yang sudah tidak memiliki pasokan magma aktif.