Pengguna Facebook yang meng-klik URL dalam iklan berbahaya tersebut akan dikirim ke halaman web palsu yang menyamar sebagai software pengeditan dan pembuatan foto AI asli, dan nantinya mereka akan diminta untuk mengunduh dan menginstal paket software.
Alih-alih menginstall software pengeditan gambar AI, para korban menginstal alat desktop jarak jauh ITarian yang dikonfigurasikan untuk meluncurkan pengunduh yang secara otomatis menyebarkan malware Lumma Stealer.
Baca Juga:
AI Guncang Dunia Kerja, 41 Persen Perusahaan Siap Pangkas Pegawai!
Malware ini kemudian secara diam-diam menyusup ke dalam sistem mereka, memungkinkan para hacker mengumpulkan dan menyusup ke dalam informasi sensitif seperti kredensial, berkas dompet mata uang kripto, data peramban, dan basis data pengelola kata sandi.
Data ini kemudian dijual ke penjahat siber lainnya atau digunakan oleh penyerang untuk membobol akun online korban, mencuri uang mereka, dan mempromosikan penipuan lebih lanjut.
"Pengguna harus mengaktifkan otentikasi multi-faktor (MFA) di semua akun media sosial untuk menambahkan lapisan perlindungan ekstra terhadap akses yang tidak sah," saran Horejsi.
Baca Juga:
Fitur Meta AI di WhatsApp Bisa Hasilkan Uang, Begini Caranya
"Organisasi harus mengedukasi karyawan mereka tentang bahaya serangan phishing dan bagaimana mengenali pesan dan tautan yang mencurigakan. Pengguna harus selalu memverifikasi keabsahan tautan, terutama yang meminta informasi pribadi atau kredensial login," lanjutnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.