Penemuan awal dilakukan oleh ahli geomikrobiologi Frank Reith pada 2009, dan mekanismenya baru terungkap penuh pada 2018.
Bakteri ini menggunakan dua enzim penting, CupA dan CopA, untuk memproses logam beracun dan mengubahnya menjadi emas dalam bentuk partikel mikro di permukaan selnya.
Baca Juga:
Fakta Mengejutkan, Mengupil Ternyata Bisa Picu Alzheimer!
“Mereka membuang emas sebagai cara bertahan hidup. Ini bukan sihir, ini biologi tingkat tinggi,” ujar Reith.
Fenomena ini membuka peluang revolusioner di bidang nanoteknologi, bioremediasi, hingga eksplorasi tambang emas ramah lingkungan.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.