Penelitian ini juga melibatkan eksperimen pada tikus padang rumput, salah satu dari sedikit mamalia monogami.
Tikus ini menunjukkan perilaku serupa dengan manusia, termasuk kesedihan saat kehilangan pasangan.
Baca Juga:
5 Tipe Sosok yang Otaknya Paling Encer Menurut MBTI, Kamu Termasuk?
Dengan bantuan teknologi neuroimaging, para ilmuwan mendeteksi bagaimana dopamin mengalir di otak mereka, memperlihatkan bahwa hubungan erat meninggalkan jejak kimiawi unik di otak.
Ketika pasangan tikus dipisahkan dalam waktu lama, jejak kimiawi itu memudar. Ketika bertemu kembali, mereka tidak lagi menunjukkan lonjakan dopamin yang sama, seolah-olah melihat pasangan mereka seperti tikus asing.
Penemuan ini memberi harapan bagi mereka yang ingin move on, menunjukkan bahwa otak manusia memiliki mekanisme alami untuk melupakan dan memulai lembaran baru.
Baca Juga:
Awas! Kebiasaan Sehari-hari Ini Bisa Memicu Pikun
Harapan terbesar dari studi ini adalah mengembangkan terapi bagi mereka yang mengalami kesulitan sosial atau gangguan mental yang menghambat hubungan mereka.
Memahami cara kerja cinta di otak membuka peluang untuk menyembuhkan luka emosional dan menciptakan ikatan yang sehat.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.