Sedangkan Partai Demokrat, yang semula menjadi oposisi di DPR, bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bersama Golkar, Gerindra, PAN dan partai lain, yang semuanya di belakang Presiden Jokowi.
Sementara itu Antara melaporkan bahwa masuknya AHY ke pemerintahan sudah direstui ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Baca Juga:
DJP Kalbar Fokus Maksimalkan Penerimaan Pajak Sektor Perkebunan untuk Meningkatkan Pendapatan Negara
"Bapak SBY sudah mendoakan dan memberikan restu untuk Mas AHY dalam menjalankan tugas negara ke depan," kata Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ossy Dermawan, mengutip Tempo.
Ossy, yang juga sekretaris pribadi SBY itu, menyampaikan bahwa AHY bertemu SBY, Selasa (20/2/2024) di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, untuk memohon doa restu untuk perjalanannya ke depan dalam mengemban amanah sebagai menteri ATR/kepala BPN.
Ossy menyatakan bahwa SBY tidak hadir dalam upacara pelantikan putranya sebagai Menteri Agraria dan Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) karena baru saja tiba di kediamannya di Cikeas setelah melakukan kunjungan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca Juga:
Wakil Baleg DPR: Periode Ini Harus Ada Pemekaran Daerah
Dalam konteks kepemimpinan Jokowi pada periode 2014-2019 dan 2019-2024, Partai Demokrat secara konsisten menegaskan peran mereka sebagai partai oposisi terhadap pemerintah.
Namun, dalam dinamika politik yang berkembang menjelang Pemilu 2024, Partai Demokrat mendapati diri mereka bergabung dalam Koalisi Indonesia Maju bersama Jokowi.
Partai Demokrat memiliki pertimbangan sendiri untuk memberikan dukungan terhadap pemerintahan Jokowi-Wapres Ma'ruf Amin di tahun terakhir kepemimpinan mereka, yang tersisa hingga 8 bulan mendatang.