Dian juga menekankan bahwa pembatalan ini tidak ada kaitannya dengan intervensi dari pihak manapun.
"Saya ingin menyampaikan kepada seluruh masyarakat bahwa gerakan Aliansi Pemuda Melayu tidak pernah dimanfaatkan oleh pihak lain," tegasnya.
Baca Juga:
Bahlil Lahadalia Jawab Tudingan Bohong Soal Investasi Rp175 Triliun di Rempang
Terakhir, Dian menyampaikan mewakili seluruh aliansi pemuda Melayu ia meminta maaf kepada seluruh tim terpadu atas kejadian sebelumnya. Mungkin pelemparan batu dan sebagainya.
Sebelumnya, bentrokan terjadi di Pulau Rempang, Batam. Kejadian ini membuat polisi menembakkan gas air mata dan mobil water canon untuk memecah massa.
Mengutip Detikcom, S]saat bentrokan, tim terpadu yang terdiri Polri, TNI, Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam berusaha menerobos masyarakat yang berjaga di Jembatan IV Barelang Pulau Rempang.
Baca Juga:
2 Orang Penyebar Berita Hoax Penangkapan UAS soal Rempang Ditangkap Polisi
Bobi, warga Rempang mengatakan, bentrokan antara tim terpadu dan masyarakat terjadi pada Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 10.00 WIB. Ia menyebutkan warga sengaja berjaga di Jembatan IV Barelang karena mendapatkan informasi pemasangan patok pada hari ini.
"Kejadian bentrokan sekitar pukul 10.00 WIB. Kami dapat informasi hari ini ada pemasangan patok batas di Pulau Rempang. Aparat memaksa masuk untuk melakukan pemasangan patok tata batas di Pulau Rempang," kata Bobi, mengtuip Detik Sumut, Senin (11/9/2023).
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Badan Pengusahaan (BP) Batam, Ariastuty Sirait, mengungkapkan bahwa kejadian sebenarnya tidak seperti yang disampaikan sebelumnya. Menurutnya, kelompok yang mengaku sebagai warga Rempang sebelumnya telah melemparkan batu dan botol kaca ke arah petugas keamanan yang hendak memasuki wilayah Jembatan 4 Barelang.