"BNPT itu lembaga non kementerian di bawah pemerintah yang bertugas merumuskan kebijakan, mengimplementasikan dan mengkoordinasikan terhadap elemen bangsa dan negara, tentu termasuk kita juga diskusi, dialog atau melakukan koordinasi dengan seluruh elemen termasuk partai politik," jelas dia.
Lebih lanjut, Nurwakhid menegaskan bahwa radikalisme dan terorisme merupakan musuh bersama seluruh umat manusia, seluruh bangsa dan seluruh agama.
Baca Juga:
Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Papua Barat Daya, Ini Peran Kesbangpol dan FKPT
Karena itu, kata dia, upaya pemberantasan terorisme dan radikalisme menjadi tanggung jawab bersama, tidak bisa dibebankan kepada pemerintah saja.
"Dibutuhkan peran aktif dan produktif dari seluruh elemen masyarakat, bangsa dan negara untuk selalu mengglorifikasi, untuk menjadi influencer bagi perdamaian, menjalin toleransi, persatuan, cinta tanah air dan bangsa, menghormati dan mengamalkan ideologi Pancasila, menghayati kebhinekaan dan NKRI," pungkas Nurwakhid.
Sebelumnya, Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar mengingatkan semua pihak khususnya partai-partai politik agar tidak menggunakan ideologi kebencian dan intoleran demi meraup keuntungan elektoral atau suara menyosong Pemilu Serentak 2024. Menurut Boy, ideologi tersebut bukanlah kepribadian bangsa Indonesia dan berpotensi merusak keutuhan NKRI.
Baca Juga:
Tangkal Paham Radikal dan Teroris, BNPT Bentuk FKPT di Papua Barat Daya
"Jauhkan (ideologi kebencian), berdemokrasi secara bermartabat dengan memberikan ruang kebebasan, tetapi tidak membangun karakter-karakter kebencian atau negative thinking yang tentunya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa," ujar Boy di sela-sela acara Parade Budaya Nusantara BNPT dengan rute Sarinah-Bundaran HI-Sarinah, Jakarta, pada Minggu (6/11/2022).
Menurut Boy, kualitas demokrasi dan pemilu akan bagus jika semua pihak menghargai satu sama lain. Apalagi, kata dia, pilihan politik merupakan hak masing-masing warga negara dan tidak dipaksakan dengan menggunakan ideologi kebencian atau intoleran.
"Yang terpenting kita menjaga, jangan sampai menggunakan ideologi kebencian, ideologi intoleran, yang karakternya itu mirip dengan karakter dari ideologi terorisme, mirip yah. Walaupun tidak semua orang intoleran itu teroris, tetapi sedapat mungkin intoleran itu bukanlah sebuah kepribadian bangsa Indonesia," imbuh Boy.