WahanaNews.co, Jakarta - Capres nomor urut 1 Anies Baswedan mengungkap dirinya yang menerima berbagai tekanan sejak diusung menjadi capres oleh partai NasDem Oktober 2022 yang lalu.
Tekanan tersebut dari orang-orang yang tidak menginginkan perubahan.
Baca Juga:
Berdebat Soal Hak Angket Pemilu, Demokrat Siap Pasang Badan
"Semenjak bulan Oktober itu tanggal 3 Oktober Partai NasDem mendeklarasikan pencalonan. Sejak Oktober, tantangan demi tantangan berdatangan karena ada gagasan perubahan dan ada yang tidak menginginkan perubahan. Tapi sekali layar terkembang surut kita berpantang," kata Anies di Basket Hall, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/23).
Anies mengatakan dirinya ditanya berbagai pihak terkait tekanan tersebut dan cara menghadapinya. Namun dirinya tidak menjawab, sebab kata dia biar sejarawan yang nantinya bercerita hal tersebut. Anies mengatakan tekanan yang dihadapinya tidak sebanding dengan penderitaan rakyat.
"Ketika setahun ini kita merasakan tekanan, kita merasakan berbagai hambatan, saya ditanya Pak Anies bagaimana menghadapi tekanan-tekanan itu? Bagaimana menghadapi tantangan itu? Saya tidak perlu ceritakan di sini, biarkan nanti diceritakan para sejarawan," kata dia.
Baca Juga:
Buntut Dugaan Penghinaan Capres 02, Benny Rhamdani Dilaporkan ke Polda Sulut
"Tapi saya jawab, sebesar apapun tekanan yang kami alami, masih belum apa-apa dibandingkan dengan tekanan hidup yang dirasakan oleh rakyat Indonesia, tekanan ekonomi yang dirasakan ibu-ibu rumah tangga, sulitnya cari pekerjaan dan tekanan yang dialami anak-anak muda, tekanan yang dialami oleh para petani, tekanan yang dialami oleh para pedagang pedagang pasar, itu semua jauh lebih besar dari pada tekanan yang kita alami selama satu tahun perjuangan ini," imbuhnya.
Meskipun tantangan tersebut silih berdatangan, Anies menyebut dirinya tidak mundur. Dia menegaskan negara Indonesia milik rakyat, bukan milik segelintir orang.
"kita tidak mundur, kita mengatakan kepada semua, negeri ini bukan milik sekelompok orang, negeri ini bukan milik sebagian orang, negeri ini adalah milik kita semua. Dan kita berhak untuk mengembalikan republik ini pada arah dasar yang disusun oleh para pendiri republik ini," pungkasnya.