Karenanya, dia meminta publik tidak salah mengartikan bahwa pihaknya sudah menargetkan pihak-pihak tertentu dari jauh-jauh hari.
"Jadi tidak ada menyasar siapapun. Penyidik hanya mendasarkan penangkapan tersangka berdasarkan alat bukti yang diperoleh dari investigasi kami," ucapnya.
Baca Juga:
2 Teroris Afiliasi JAD dan ISIS Ditangkap Densus 88 di Bima NTB
Senada, peneliti Ruangobrol, Kharis Hadirin, mengaku tak heran jika benar ada nama besar yang diangkut ke depan.
Sebab, menurutnya, dari informasi grass roots dalam jaringan JI, banyak diketahui bahwa nama-nama besar terlibat sejak lama, mulai dari akademisi hingga politisi.
"Kalau sampai terjadi, akan ada dua kemungkinan soal siapa yang bakal diangkut. Pertama, dari kalangan pengamat/akademisi. Kedua, politisi. Karena ada beberapa nama yang setahu saya dulu pernah 'diduga' ikut terlibat dan dipakai oleh jaringan, tapi sampai sekarang masih tetap aman dan bebas. Orang-orang ini punya nama besar dan cukup punya pengaruh," kata Kharis.
Baca Juga:
Sebar Ancaman Teror saat Kedatangan Paus, Densus 88 Usut Motif 7 Pelaku
Keterlibatan mereka pun ditengarai sudah sejak lama, bahkan diduga sebelum kasus penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terjadi.
Menurutnya, nama-nama ini bermain dua kaki, di mana di satu sisi mereka memainkan posisi mereka sebagai pejabat yang memiliki otoritas, namun di sisi lain bermain di grass roots, memainkan isu agama di kelompok-kelompok Islam yang semuanya mengarah ke JI.
Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, Kharis mengatakan beberapa nama besar ini juga kerap bermunculan di televisi dan menjadi media darling.