"Partai
ini lahir bukan sekadar lahir-lahir saja, tapi lahir sebagai relawan Presiden Jokowi, yang punya akar rumput di bawah. Awalnya tidak
berpartai, tapi basisnya jelas dari pelaku-pelaku ekonomi, akademisi atau
intelektual organik sebagai sosok tokoh masyarakat yang peka terhadap realita
masyarakat dan menjawab problematika yang ada di bawah," kata pria yang akrab disapa Gus Din ini.
Untuk
persiapan verifikasi baik badan hukum maupun faktual, kata dia, hal itu
dianggap tidak terlalu sulit, karena memiliki jaringan relawan Jokowi di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Didorong Nyapres di 2024, LaNyalla Mattalitti: Terima Kasih, Partai UKM!
"Waktunya
masih lama, karena untuk verifikasi faktual masih ada 2,5 tahun,
dan verifikasi Kemenkumham, waktunya sekitar 17 bulan lagi. Misalnya saat
verifikasi administrasi Kemenkumham tidak lolos, ada dukungan partai lain
(Pemilu 2019) yang mau menyerahkan badan hukum kepada kami," kata Gus Din, tanpa bersedia menyebut dukungan dari partai apa.
Dia
mengaku, nama partainya sudah populer di
sosial media, karena pihaknya juga merekrut kalangan media milineal, konten
kreator dari kalangan generasi muda.
Menurutnya,
karena gerakan partainya dianggap masif, konsentrasi saat ini tidak ke
persiapan verifikasi, tahapan ini nanti harus dilewati.
Baca Juga:
Partai UKM Dorong Ketua DPD RI Jadi Capres 2024
"Kompetisi
partai kami ini saat ini sama dengan partai-partai lama, seperti Golkar, PAN, PKS, maupun PSI. Karena untuk Pemilu 2024, nantinya juga
sama-sama akan mengikuti verifikasi," ujar pria asal Sumenep, Jawa
Timur, ini.
Disinggung
target pemilih atau pendukung secara nasional jika lolos kepesertaan pemilu, Syafrudin mengatakan, dengan ideologi yang jelas (Pancasila), dan basis
yang jelas (UMKM dan lainnya), ditargetkan bisa meraih 15 juta dukungan suara.
"Bahkan
kepengurusan partai 50 persen dari kalangan perempuan, termasuk di komposisi
calon legslatif nantinya. Pelaku UKM di Indonesia ada sekitar 60 juta, jadi
target kami tidak muluk-muluk cuman 15 juta pemilih atau minimal dua digit (10
juta)," terang cicit Pahlawan Nasional KH Mas Masyur asal Nyamplungan
Sunan Ampel Surabaya ini.