WAHANANEWS.CO, Jakarta - TNI Angkatan Laut akan mendapat tambahan kekuatan dua kapal cepat rudal (KCR) full combat mission sepanjang 70 meter yang diproduksi oleh galangan kapal Turki, Sefine Shipyard, bagian dari konsorsium TAIS Shipyard.
Kepala Biro Hubungan Masyarakat Setjen Kementerian Pertahanan, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha, dan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana, menyampaikan secara terpisah di Jakarta pada Kamis bahwa proses pemotongan baja pertama (first steel-cutting) untuk kapal pesanan Indonesia tersebut telah dilaksanakan di Sefine Shipyard, Altinova, Yalova, Turki, pada Rabu (30/10/2024).
Baca Juga:
Silaturahmi dengan Wartawan, Ini Kata Danlantamal XIV Sorong
Pada acara pemotongan baja tersebut, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemenhan RI, Marsekal Madya TNI Yusuf Jauhari, diwakili oleh Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksda TNI Retiono Kunto.
“Kapal yang tengah dibangun ini adalah jenis kapal cepat rudal dengan kemampuan tempur lengkap, terintegrasi, dan berkecepatan tinggi,” ujar Kabaranahan Kemenhan yang diwakili Retiono dalam sambutannya.
Ia menambahkan bahwa pemotongan baja pertama ini merupakan tonggak penting dalam pembangunan kapal, menandai dimulainya pembangunan struktur badan kapal (platform).
Baca Juga:
PWI Papua Barat Daya Kecam Intimidasi Oknum TNI AL Terhadap Wartawan di Kota Sorong
Pada pembangunan kapal, pemotongan baja pertama adalah salah satu dari empat tahap utama. Tahap lain termasuk peletakan lunas (keel laying), peluncuran (launching), dan penamaan kapal (shipnaming). Setelah seluruh tahapan selesai, kapal akan dikirim dari Turki ke Indonesia, dan Kemenhan akan menyerahkannya kepada TNI Angkatan Laut.
Dalam acara tersebut, Laksda Retiono juga menandatangani berita acara pemotongan baja bersama Suleyman A. Tuzcuoglu, petinggi Sefine Shipyard, dan menerima miniatur KCR Full Combat Mission sebagai simbol dari Sefine Shipyard.
Kemenhan RI membeli dua KCR dengan panjang 70 meter (NB74 dan NB75) dari konsorsium lima galangan kapal Turki, TAIS. Kapal ini dirancang untuk berlayar hingga kecepatan 40 knots dan mengangkut 43 personel.
“Saya yakin TAIS akan mampu membangun KCR Full Combat Mission dengan kualitas tinggi dan menyelesaikannya tepat waktu,” ucap Kabaranahan Kemenhan dalam sambutan yang dibacakan oleh Laksda Retiono.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pejabat TAIS, Kementerian Pertahanan Turki, Kementerian Kemaritiman Turki, dan Angkatan Laut Turki, serta menekankan pentingnya kerja sama ini untuk menjaga stabilitas dan keamanan kawasan.
Hingga saat ini, Kemenhan RI belum merinci nilai kontrak, kesepakatan alih teknologi, atau target penyelesaian dua kapal tersebut.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]