WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus menyeret sejumlah nama penting.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah eks Menteri Nadiem Makarim, yang meski masih berstatus sebagai saksi, disebut-sebut terlibat dalam perencanaan proyek sejak sebelum ia resmi menjabat menteri pada Oktober 2019.
Baca Juga:
Kejagung Telusuri Peran Nadiem dalam Kasus Chromebook dan Investasi Google ke Gojek
Pemeriksaan terhadap Nadiem oleh penyidik Kejaksaan Agung telah dilakukan dua kali. Terbaru, Nadiem diperiksa selama hampir 10 jam pada Selasa (15/7/2025), mulai pukul 08.59 WIB hingga 18.06 WIB. Meski demikian, ia enggan mengungkapkan detail isi pemeriksaan kepada media.
“Saya ingin berterima kasih sebesar-besarnya kepada pihak kejaksaan karena memberikan saya kesempatan untuk memberikan penerangan terhadap kasus ini,” ujar Nadiem di Lobi Gedung Bundar Jampidsus Kejaksaan Agung, sebelum pamit kembali ke keluarganya.
Sementara itu, penyidik Kejagung telah menetapkan empat orang tersangka dalam kasus ini. Mereka adalah Jurist Tan (eks Staf Khusus Nadiem), Ibrahim Arief (eks konsultan teknologi Kemendikbudristek), Mulyatsyah (eks Direktur SMP dan KPA), serta Sri Wahyuningsih (eks Direktur SD dan KPA).
Baca Juga:
Empat Pejabat Kemendikbudristek Jadi Tersangka Korupsi Chromebook Rp9,3 Triliun
Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung, Abdul Qohar, mengungkap bahwa pengadaan Chromebook sudah dibahas sejak Agustus 2019, dua bulan sebelum Nadiem dilantik. Diskusi itu dilakukan bersama Jurist Tan dan Fiona Handayani dalam sebuah grup WhatsApp bernama “Mas Menteri Core Team”.
“Bahwa sebagai konsultan teknologi, Ibrahim Arief sudah merencanakan bersama-sama dengan Nadiem Makarim sebelum menjadi Mendikbudristek untuk menggunakan produk operating system tertentu,” kata Qohar, Selasa (15/7/2025).
Setelah resmi menjabat, Nadiem diketahui bertemu perwakilan Google pada Februari dan April 2020 untuk membicarakan pengadaan teknologi pendidikan.