WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dugaan bahwa motif finansial menjadi pendorong utama eks prajurit TNI bergabung dengan militer asing kembali mencuat, setelah kasus mantan marinir Indonesia yang kini diketahui bertempur bersama militer Rusia di Ukraina.
Fenomena ini dinilai menciptakan celah ancaman serius bagi keamanan nasional, termasuk potensi kebocoran informasi militer yang bersifat rahasia.
Baca Juga:
Kemlu Pastikan WNI Aman dari Konflik Israel-Iran
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menegaskan bahwa keputusan tersebut bisa membuka risiko kebocoran data intelijen atau informasi strategis.
“Ini bisa menimbulkan kebocoran data, informasi-informasi yang sifatnya rahasia berpotensi jatuh ke pihak asing,” ujarnya, melansir BBC News Indonesia, Minggu (18/05/2025).
Fahmi menyebut daya tarik utama bagi sebagian eks tentara untuk bergabung dengan pasukan asing, khususnya dalam konflik bersenjata, adalah janji kesejahteraan finansial.
Baca Juga:
Covid-19 Naik Lagi, Puan Desak Respons Cepat Pemerintah Lindungi WNI
Namun kenyataannya tak selalu sesuai harapan.
“Banyak tentara bayaran yang akhirnya tidak digaji, terlantar, bahkan tewas tanpa identitas atau status kewarganegaraan yang jelas,” paparnya.
Contoh nyata dari kasus ini adalah Satriya Kumbara, mantan sersan dua TNI AL yang kini aktif membagikan aktivitasnya bersama militer Rusia di media sosial.