WahanaNews.co | Pengamat kepolisian, Bambang Rukminto, menyebut wajar saja publik ragu pengungkapan kasus tewasnya Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Publik menilai Polri tidak transparan dan akuntabel, sebab menyerahkan penuntasan kasus tewasnya anggota Brimob itu ke Polda Metro Jaya.
Baca Juga:
Sederet Kontroversi Pendeta Gilbert Lumoindong, Pernah Singgung Kasus Brigadir J
Menurut Bambang, keraguan itu terpantik setelah Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, terekam memeluk erat Kadiv Propam Polri yang sudah dinonaktifkan, Irjen Ferdy Sambo.
"Sorotan masyarakat tentu akan mengarah pada objektivitas Kapolda Metro," kata peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) itu melalui layanan pesan, Minggu (24/7/2022).
Brigadir J diketahui tewas dalam insiden yang disebut kepolisian sebagai peristiwa baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo.
Baca Juga:
Perjalanan Vonis Ferdy Sambo dari Hukuman Mati Jadi Penjara Seumur Hidup
Polisi mengeklaim Brigadir J tewas dalam baku tembak yang terjadi pada Jumat (8/7/2022) itu dengan Bharada E.
Menurut Bambang, seorang penanggung jawab dalam pengungkapan kasus, sebaiknya tidak bertemu dengan pihak yang berkaitan dengan perkara.
Irjen Fadil dalam kasus tewasnya Brigadir J, tentu menjadi penanggung jawab pengungkapan perkara.