"Begitu saya minta sekali lagi, sabar, sabar, ada saatnya
kita akan melakukan perlawanan, ada saatnya kita akan melakukan jihad fisabilillah, jangan lupa syuhada
kita yang telah meninggal, mereka sudah melakukan tugas jihadnya menjaga ulama, dan mereka sudah mendapatkan hadiah dari Allah,
mati sebagai syahid," ucap Habib Rizieq.
Dalam rekaman itu, Rizieq mengaku dirinya yang menginstruksikan
agar jenazah para pengawalnya dimakamkan di area Pondok Pesantren miliknya di
Megamendung, Bogor, Jawa Barat.
Baca Juga:
HRS Sebut ‘Negara Darurat Kebohongan’, Pengacara: Itu Dakwah
Bantah Pengawal Bawa Senjata
Dalam rekaman yang sama,
Rizieq menegaskan bahwa kronologi kejadian yang dipaparkan oleh DPP FPI adalah
yang sebenarnya terjadi. Sebab, dirinya juga saat itu berada di lokasi.
Baca Juga:
Habib Rizieq Bebas, Ini Respon Pecinta HRS di Majalengka
"Pertama, keterangan pers yang resmi yang sudah dikeluarkan
DPP FPI tentang kronologis penembakan yang terjad, isinya adalah benar. Sekali
lagi saya sampaikan, kronologi yang sudah dibuat dan disebarluaskan oleh Dewan
Pimpinan Pusat FPI saya memberi kesaksian sebagai salah satu korban dalam
kejadian, bahwa isi keterangan pers itu benar," ujarnya.
Rizieq dan pihaknya juga tidak mengira yang melakukan pengejaran
adalah dari pihak kepolisian.
Rizieq berpikir yang mengejar rombongannya adalah orang-orang
jahat yang ingin mencelakakan dirinya, keluarga, serta rombongan yang ikut pada saat itu.