"Kedua, yang ingin saya sampaikan di sini, bahwa pada saat
kejadian, tidak ada satupun di antara kami, baik saya dan keluarga maupun
seluruh laskar pengawal,
yang mengira kalau yang melakukan pengejaran, memepet, mengganggu, adalah dari kepolisian."
"Sama sekali kami tidak menduga, tidak pernah mengira. Yang
kami tahu,
mereka adalah orang-orang jahat yang ingin mencelakakan kami dan jumlah mereka
bukan 1, 2, 3
mobil, banyak sekali mobil saling silih berganti, untuk maju ke depan, untuk
mencapai mobil saya yang di depan," jelasnya.
Baca Juga:
HRS Sebut ‘Negara Darurat Kebohongan’, Pengacara: Itu Dakwah
"Tapi dengan gagah luar biasa, para syuhada kita,
laskar-laskar pengawal yang paling belakang ini sudah ada dua mobil, luar biasa
mereka cerdas, mereka berani. Mereka luar biasa mengendalikan situasi dan
kondisi,
sehingga arah penjahat tadi tidak satu pun yang berhasil untuk mencapai kami.
Itu menunjukkan bagaimana sigapnya mereka, cerdasnya mereka, pintarnya mereka,
beraninya mereka tanpa senjata," tegasnya.
Rizieq juga menegaskan tuduhan para laskar dibekali senjata
adalah fitnah besar. Sebab,
pengawal tersebut hanya pengawal Rizieq dan keluarga biasa.
"Tuduhan pengawal kami yang dipersenjatai adalah fitnah
besar. Tidak ada satu pun pengawal kami yang dipersenjatai karena kami tidak
pernah mengira, sekali lagi, kalau kami akan diperlakukan seperti itu. Itu
pengawal keluarga standar biasa. Saya ada empat mobil isinya anak, mantu,
saudara, cucu-cucu saya ikut. Ada yang masih bayi. Kami sekeluarga semua,"
jelasnya.
Baca Juga:
Habib Rizieq Bebas, Ini Respon Pecinta HRS di Majalengka
Pada kesempatan sama, Rizieq memuji para pengawalnya yang telah
berupaya mencegah para penguntit untuk mendekat ke arah rombongan keluarga.
"Para laskar ini mengawal, tugas mereka mengawal. Mereka
mengawal bagaimana mengusir satu-persatu mobil tersebut sehingga tidak bisa
masuk rombongan. Dengan takbir Allah, tanpa adanya syuhada ini, mungkin kami
sudah digiring ke medan pembantaian yang mereka rencanakan. Allah sudah
takdirkan sesuai dengan kehendak Allah. Demi Allah saya dan keluarga saya siap
setiap saat untuk menghadapi mati Syahid."
"Mereka
laskar yang luar biasa. Mereka laskar yang setia. Begitu mereka melihat saya
dan keluarga sudah terbebas, mereka senang. Padahal sebentar lagi mereka akan
dibantai."