WahanaNews.co | Hasil survei LSI Denny JA menunjukkan publik yang pro pada syariat Islam terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Dibandingkan kajian sebelumnya pada 2017 silam, pada survey terbaru LSI Denny JA itu menemukan publik yang pro syariat Islam kini telah mencapai 12,5 persen.
Baca Juga:
Gus Ipul Sebut Pilpres 2024 Satu Putaran Hemat Anggaran hingga Hindari Resiko Perpecahan
Hasil itu diperoleh dari survei yang dilakukan LSI Denny JA dengan metodologi multistage random sampling terhadap 1.200 responden pada 11-20 September 2022.
Adapun teknik pengumpulan data dalam survei ini ialah wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.
Margin of error dalam survei ini kurang lebih 2,9 persen. Survei ini juga melakukan riset kualitatif dilakukan dengan analis media, focus group discussion (FGD), serta wawancara mendalam.
Baca Juga:
2 Tersangka Bentrokan di Bitung Kembali Ditangkap Polda
Hasilnya, jumlah masyarakat yang pro syariat Islam sekarang meningkat 3,2 persen dibandingkan pada 2017.
"Pada 2012 5,6 persen, pada 2017 9,3 persen, pada 2022 12,5 persen," demikian hasil survei LSI Denny JA dalam paparan yang dipaparkan peneliti LSI Denny JA Ade Mulyana secara daring, Selasa (1/11).
Ia menerangkan, hasil survei terkait jumlah publik pro syariat Islam ini didapatkan dari pertanyaan soal persetujuan responden 'jika ada sekelompok orang atau golongan di Indonesia yang memberikan aspirasi dengan menyarankan agar ideologi pancasila diganti dengan syariat Islam sebagai panduan hukum berbangsa dan bernegara'.
Menurutnya, publik yang menyatakan setuju atau sangat setuju sebesar 12,5 persen, sementara publik yang menyatakan sangat tidak setuju atau tidak setuju sebesar 77,8 persen, dan 9,7 persen menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.
Bila dilihat dari segmen pendidikan, Ade menerangkan, semakin rendah pendidikan maka semakin tinggi pro syariat Islam.
"Pendidikan tamat SD ke bawah yang pro syariat Islam sebesar 13,8 persen. Pendidikan tamat SMP ke bawah yang pro syariat Islam sebesar 17,1 persen. Pendidikan tamat SMA ke bawah yang pro syariat Islam sebesar 9,1 persen," kata Ade.
"Pendidikan D3 ke atas yang pro syariat Islam sebesar 8,6 persen. Di pendidikan bawah atau tamat SD dan SMP ke bawah pro syariat Islam paling tinggi," imbuhnya.
Pro Syariat Islam Merapat ke PKS dan PPP
Ade menerangkan dalam survei itu ditemukan pula dua parpol yang unggul di populasi pro syariat Islam yakni PKS dan PPP.
Berdasarkan temuan pihaknya, PKS di populasi pro syariat Islam mendapatkan dukungan sebesar 18 persen, sedangkan PPP mendapatkan dukungan 14 persen.
Selain dua parpol itu, ada juga PKB yang mendapatkan dukungan di populasi pro syariat Islam sebesar 10,2 persen, kemudian PAN yang mendapatkan dukungan 8 persen, dan Gerindra yang mendapatkan dukungan 8 persen.
Sementara itu, PDIP dan Golkar lebih unggul di populasi yang tidak pro syariat Islam.
"PDIP di populasi yang tidak pro syariat Islam mendapatkan dukungan sebesar 23,6 persen. Golkar di populasi yang tidak pro syariat Islam mendapatkan dukungan sebesar 17,7 persen. Diikuti oleh Gerindra dengan dukungan sebesar 10,5 persen, kemudian Demokrat 6 persen, dan PKB 4,7 persen," ujarnya. [tum]