WahanaNews.co, Jakarta - Sekjen PDIP Hasto Kristyanto kembali bicara soal isu 3 periode permintaan 'Pak Lurah'. Pernyataan Hasto ini pun ditepis rama-ramai oleh parpol.
Hasto sebelumnya buka suara soal isu perpanjangan masa jabatan presiden jadi 3 periode. Dia mengatakan kalau isu itu benar adanya. Dia bahkan bercerita pernah mendengar isu tersebut atas permintaan 'Pak Lurah'.
Baca Juga:
Tanggapi Pesimisme Surya Paloh, PDI-P Ingatkan Potensi Kejutan Politik Anies
"Jadi saya sendiri mengalami itu. Jadi ketika saya sedang nyekar di Makam Bung Karno, Blitar, tiba-tiba muncul berita salah satu menteri yang mengatakan berdasarkan big datanya, itu ada cukup banyak yang mendorong perpanjangan jabatan atau tiga periode," kata Hasto usai menghadiri deklarasi Yenny Wahid mendukung Ganjar-Mahfud di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (27/10).
"Sebelumnya saya bertemu dengan menteri tersebut, dan dikonfirmasi bahwa sikap-sikap ketua umum beberapa partai yang menyuarakan itu, saat itu dikatakan ya sebagai permintaan Pak Lurah, kami mendengar itu," lanjut Hasto.
Golkar Sebut Jokowi Tak Pernah Beri Arahan
Baca Juga:
Babinsa Koramil 420-07/Sungai Manau Kodim 0420 Sarko Jambi Lakukan Patroli Karhutla Dan Sosialisasi Di Wilayah Binaan
Beberapa partai lantas menepis pernyataan tersebut. Salah satunya Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Golkar Muhammad Suryawijaya.
"Presiden Jokowi sama sekali tidak pernah memberikan arahan kepada Partai Koalisi yang ada di pemerintahan termasuk kepada pak Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar untuk memperpanjang atau menambah periodesasi presiden menjadi 3 periode," kata Suryawijaya kepada wartawan, Sabtu (28/10/2023).
Suryawijaya mengatakan Jokowi selalu menekankan tegak lurus dengan konstitusi UUD 1945, jabatan presiden maksimal 2 periode.
"Yang selalu disampaikan Presiden Jokowi terkait hal tersebut adalah tegak lurus pada konstitusi yaitu UUD 1945 yang membatasi masa jabatan Presiden selama 2 periode," ujarnya.
Suyawijaya mengimbau agar semua pihak menjaga situasi politik jelang pemilu 2024 dengan bicara dengan fakta. Dia meminta semua pihak mengedepankan visi-misi.
"Sebaiknya dalam situasi politik menjelang Pemilu 2024, kami imbau para elite untuk menjaga kondusifitas keadaan supaya tidak memperkeruh suasana. Berbicara dengan fakta adalah salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut. Mari ajak masyarakat membicarakan tentang visi misi dan mau dibawa kemana Indonesia ke depan," ujarnya.
Nasdem Tak Dengar Jokowi Gulirkan Isu 3 Periode
Hal senada disampaikan, Waketum Partai NasDem Ahmad Ali heran dengan isu presiden 3 periode yang kembali muncul. Ahmad Ali mengatakan tidak pernah mendengar Presiden Jokowi meminta 3 periode.
Ali awalnya bercerita isu itu muncul pertama kali pada 2019 dan langsung ditepis oleh Jokowi. Dia lantas mengingatkan pernyataan Jokowi yang bilang isu tersebut menampar mukanya.
"Ketika saya masih jadi Ketua Fraksi di DPR dan Waketum Partai NasDem, sampai hari ini itu nggak pernah mendengarkan itu, dan bahkan yang saya ingat betul kader NasDem yang menggulirkan itu 2019, itu langsung tegas ditepis (Jokowi). Kalau dari saya, nggak pernah mendengarkan," kata Ahmad Ali kepada wartawan, Sabtu (28/10/2023).
"Pak Jokowi menanggapi secara spontan bahwa beliau sadar ini produk reformasi kemudian, kedua ada partai yang menawar-nawarkan, 'cari muka padahal saya sudah punya muka, menampar muka saya', itu bagian statement Pak Jokowi ketika ditawarkan 3 periode itu," lanjutnya.
Setelah redup pada 2019, isu itu muncul lagi pada 2022. Ali menilai isu itu hanya digaungkan oleh pihak yang mencari perhatian, padahal di satu sisi Jokowi sudah membantah. Ali mengatakan, jika Jokowi mau, bisa saja 3 periode terealisasi.
"Kemudian itu meredup dan 2022 muncul lagi, diinisiasi salah satunya Bahlil kalau tidak salah, jadi peristiwa 2019 terulang lagi, sehingga saya menilai itu bentuk upaya orang tertentu untuk cari perhatian ke Pak Jokowi. Kalaupun Pak Jokowi mau, itu tidak terlalu sulit menurut saya," ujarnya.
Hasto Diminta Tak Sebar Hoax
Anggota Dewan Pembina Gerindra Andre Rosiade juga merespons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Andre meminta Hasto tidak menyebar hoaks, sebab Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurutnya sudah berulang kali membantah.
Andre mengajak semua pihak untuk menghadapi pemilu dengan riang gembira. Dia lantas mengutip pesan Prabowo Subianto untuk tidak menyerang pihak lain dengan menebar hoaks.
"Kira ingin pemilu riang gembira.. Saya kira kita sepakat untuk menjadikan Pemilu 2024 ini sebagai ajang kenduri demokrasi," kata Andre kepada wartawan, Sabtu (28/10/2023).
"Oleh karena itu, Pak Prabowo secara konsisten terus meminta kepada kami untuk Jangan pernah menyerang pihak lain, baik itu menyebar hoax melakukan sindiran-sindiran atau hal-hal lain yang sifatnya menyudutkan kandidat lain," lanjutnya.
Andre mengatakan sebaiknya semua pihak untuk bicara dan adu gagasan soal program ke depan. Bukan saling menyerang satu sama lain.
Ketegangan Internal Elite PDIP
Sementara itu, Stafsus Mensesneg Faldo Maldini mengaku mendengar adanya ketegangan di PDIP sehingga isu tersebut dibongkar dan muncul perbedaan pandangan antar-elite.
"Saya mendengar ada dugaan ketegangan internal di PDI Perjuangan. Makanya, elite yang satu beda pendapat sama yang lain. Kami melihat tanda-tandanya. Aneh juga isu begini diungkit lagi, sudah basi," kata Faldo kepada wartawan, Sabtu (28/10/2023).
Faldo mengatakan ada kubu yang ingin menyerang Jokowi, namun ada juga yang menghormati pilihan keluarga Jokowi. Faldo menyebut dua kelompok inilah yang sedang bersitegang.
"Ada kubu yang melakukan pembusukan terhadap Presiden Jokowi, tapi ada juga yang menghormati pilihan Presiden ataupun keluarga Pak Jokowi. Perang dua kelompok ini semakin terbuka," ujarnya.
Lebih lanjut, soal isu 3 periode yang diungkap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto atas permintaan 'Pak Lurah' bisa saja karangan. Dia menilai Jokowi tidak akan baper dengan isu tersebut.
[Redaktur: Amanda Zubehor]