WAHANANEWS.CO, Jakarta - Agus Jabo Priyono kembali dipercaya memimpin Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) sebagai Ketua Umum, bertepatan dengan perayaan hari lahir partai ke-4, Minggu (1/6/2025).
Meski Prima belum sempat mencicipi kontestasi elektoral, Agus Jabo justru menjadi salah satu figur politik yang paling beruntung saat ini.
Baca Juga:
Indonesia Akan Ekspor Listrik, ALPERKLINAS Imbau Pemerintah Jangan Sampai Kebutuhan Dalam Negeri Terganggu
Sosok Agus Jabo bukan pendatang baru di dunia politik nasional. Ia telah lama bergelut di dunia pergerakan dan aktivisme sejak masa muda.
Lahir di Magelang pada 16 Mei 1969, Agus menempuh pendidikan tinggi di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Sejak duduk di bangku SMA, ia telah aktif sebagai kader Pelajar Islam Indonesia (PII).
Baca Juga:
Pengamat Semprot Elite yang Usulkan Gibran Dimakzulkan: Seperti Anak Kecil
Kiprahnya berlanjut ke era mahasiswa, di mana ia turut mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD), partai oposisi yang terlibat dalam gerakan reformasi menggulingkan Orde Baru tahun 1998.
PRD sempat ikut Pemilu 1999, pemilu demokratis pertama pasca-reformasi, namun tidak berlanjut pada pemilu-pemilu berikutnya. Pada 2021, Agus dan sejumlah mantan pengurus PRD mendirikan Partai Prima dengan semangat baru: menjadi suara bagi rakyat kecil dan memperjuangkan keadilan sosial.
Meski tergolong partai baru dan tidak ikut dalam Pemilu 2024, Prima justru mendapat tempat di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Agus Jabo sendiri kini menjabat Wakil Menteri Sosial di Kabinet Merah Putih.
Fenomena ini menjadi sorotan Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro saat menghadiri harlah Prima. Ia menyebut, “Ketua umumnya menjabat sebagai wakil menteri Sosial, menduduki kursi pemerintahan. Simpatisan partai ini banyak sekali di pemerintahan. Ada Bung Mugi (Wamen HAM), Bung Pigai (Menteri HAM), Bung Nezar (Wamenkomdigi), Bung Budiman (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan), Bung Faisol Riza (Wamenperin).”
Juri bahkan menyebut keberuntungan Prima sebagai fenomena unik dalam sejarah politik Indonesia.
“Ternyata yang berkuasa sekarang ini bukan cuma Gerindra, tapi juga Partai Prima. Mungkin kalau dicari di belahan dunia mana pun, partai yang tidak ikut pemilu (tapi) ikut berkuasa, mungkin hanya ada di sini,” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi ini seharusnya dicatat dalam sejarah politik nasional.
“Bayangkan kalau kalkulasi teman-teman dipakai, berapa modal ikut pemilu, berapa pusing kita dapatkan. Maka, partai paling beruntung di dunia ini sekarang adalah Partai Prima,” kata Juri.
Agus Jabo dan Partai Prima menjadi contoh nyata bagaimana kekuasaan bisa diraih melalui jalur tak terduga.
Di tengah dinamika politik pasca-Pemilu 2024, keberadaan mereka dalam lingkaran kekuasaan menandai babak baru dalam konstelasi partai-partai non-parlemen.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]