Tetapi, mempersiapkan kader perempuan menjadi pemimpin menghadapi tahun politik 2024 Sebab, sebagai satu-satunya badan otonom (banom) yang berada di PPP, WPP harus menjadi garda terdepan dalam menggaet pemilih perempuan.
Di sisi lain, WPP juga perlu mencetak kader perempuan hebat dan tangguh menyongsong masa depan partai. "Dalam rangka juga memeriahkan acara, dan kita juga h-1 kita bikin diskusi tokoh perempuan nasional menghadirkan pejabat-pejabat di kementerian.
Baca Juga:
Bobby-Surya Percaya Hinca Panjaitan Pimpin Tim Pemenangan
Lalu, selain pergantian pengurus dan program kerja, kita juga mempersiapkan juga bagaimana WPP ini nanti berperan dalam proses pemilu 2024 terutama persiapan dalam Bacaleg perempuannya," tegas Fernita.
Di lokasi yang sama, Plt Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono bilang akan men-support agenda WPP sebagai banom yang menjadi bagian dari ujung tombak pergerakan politik PPP di kalangan perempuan.
"Jadi dalam pertemuan tadi begitu, ada juga sempat diskusi kecil biasa ibu-ibu itukan banyak menyampaikan tentang mungkin penentuan tempat, kemudian arah politik terhadap WPP ya. Tentu karena WPP ini adalah bagian dari organisasi banomnya partai politik ya pasti muncul juga perpindahan tentang perpolitikan nasional kita saat ini," kata Mardiono.
Baca Juga:
Resmi, 50 Politisi Kota Depok sebagai Legislator DPRD Periode 2024 - 2029
Mardiono menegaskan, PPP juga akan mendorong peningkatan keterwakilan perempuan di parlemen sesuai UU Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum, memuat ketentuan agar partai politik menyertakan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen dalam kepengurusan partai politik tingkat pusat, dalam pengajuan calon anggota DPR,DPD, dan DPRD melalui kader WPP.
"Jadi PPP sudah taat asas itu, kita sudah mempersiapkan dari jumlah 30 persen pemenuhan gender itu sudah kita persiapkan ya, diantaranya ya ibu-ibu ini semua juga. Nanti akan menjadi bagian dari keikutsertaan dalam kontestasi," jelas Mardiono.
"Nanti tentu semua akan ada mekanismenya, karena sekali lagi PPP akan bisa memenuhi dari pemenuhan gender yang 30 persen itu," imbuh Mardiono. [tum]