Kolonel Priyanto dituntut dengan pidana penjara seumur hidup dan dipecat dari TNI karena dinilai terbukti melakukan pembunuhan berencana terhadap sejoli Handi-Salsa.
Kasus pembunuhan Handi dan Salsa bermula saat kedatangan Priyanto ke Jakarta pada Senin, 6 Desember 2021 untuk mengikuti rapat evaluasi bidang intelijen.
Baca Juga:
TNI Pecat Kolonel Priyanto, Tunjangan Pensiun Bakal Hangus
Priyanto berangkat dari Gorontalo pada hari Jumat. Bersama dua orang sopir, yaitu Kopda Andreas Dwi Atmoko dan Koptu Achmad Sholeh, Priyanto berangkat dari Yogyakarta menuju Jakarta menggunakan mobil.
Selama perjalanan, mereka juga sempat singgah di Cimahi, Jawa Barat, untuk menjemput NS atau Lala, teman Priyanto saat bertugas di Cimahi pada 2013 silam. Priyanto kemudian menginap satu kamar dengan Lala di Hotel Holiday Inn dan Hotel 88 lalu mengantarkan Lala pulang ke Cimahi.
Setelah mengantarkan Lala pulang, pada Rabu 8 Desember 2021, Priyanto dan dua rekannya terlibat dalam insiden tabrakan mobil. Adapun korban dalam tabrakan itu adalah sejoli Handi-Salsa di Nagreg, Jawa Barat.
Baca Juga:
Ini Alasan Oditur Militer Tetapkan Kolonel Priyanto Menjadi Terdakwa Pembunuhan Berencana
Tubuh korban lalu diangkut ke mobil oleh Priyanto dkk. Priyanto mencetuskan ide untuk membuang korban ke Sungai. Berbekal aplikasi pengarah jalan Google Maps, mereka mencari sungai untuk menenggelamkan tubuh korban.
Sebanyak 22 saksi dihadirkan dalam proses persidangan kasus ini. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi di lokasi, Handi tampak masih bergerak dan merintih kesakitan ketika hendak dibawa ke dalam mobil Priyanto. [rsy]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.