Sebab, kelemahan Indonesia sekarang ini adalah berjalan tanpa arah yang jelas dan hanya mengandalkan RPJMN yang dikembangkan dari visi dan misi presiden terpilih, sehingga tingkat comprehensiveness, partisipasi stakeholder dan legitimasi mandat rakyat terhadap platform pembangunan menjadi rendah.
“Dengan begitu, apabila terjadi penyimpangan dari presiden terhadap RPJMN tidak jelas pertanggungjawabannya," kata Didin.
Baca Juga:
MPR Cabut Nama Soeharto dari TAP MPR Nomor 11 Tahun 1998
Sebagai catatan, selain buku Negara Butuh Haluan, Bamsoet juga telah menerbitkan berbagai buku, antara lain, Save People Care for Economy (2020); Akal Sehat (2019); Dari Wartawan ke Senayan (2018); Ngeri-Ngeri Sedap (2017); Republik Komedi 1/2 Presiden (2015); Indonesia Gawat Darurat (2014); serta Skandal Bank Century di Tikungan Terakhir (2013).
Sebelumnya ada buku Republik Galau (2012); Perang-Perangan Melawan Korupsi (2011); Skandal Gila Bank Century (2010); Ekonomi Indonesia 2020 (1995); Kelompok Cipayung, Pandangan dan Realita (1991); serta Mahasiswa Gerakan dan Pemikiran (1990). [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.