WahanaNews.co, Jakarta - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud Md, dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI atas dugaan penghinaan terhadap Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka. Pelaporan terhadap Mahfud terkait dengan pernyataannya dalam debat keempat Pilpres 2024 lalu.
Pelaporan dilakukan oleh Ketua Advokat Pengawas Pemilu (Awaslu) Muhammad Mua'limin dengan menyambangi kantor Bawaslu di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (25/1/2024). Laporan itu teregistrasi No 039/LP/PP/RI/00.00/I/2024.
Baca Juga:
Sebutan 'Yang Mulia' bagi Hakim, Mahfud MD: Sangat Berlebihan
"Kami dari advokat pengawas pemilu dalam hal ini melaporkan cawapres 03 Mahfud Md yang di dalam debatnya tanggal 21 Januari kemarin dia melakukan tindakan berupa ucapan yang dalam pokoknya cenderung melakukan penghinaan kepada lawan debatnya, yang waktu itu adalah cawapres 2 Gibran Rakabuming Raka," kata Mua'limin kepada wartawan, Kamis (25/01/24).
Mua'limin menjelaskan dasar pelaporan Mahfud Md ialah pasal 72 ayat 1 huruf c Peraturan KPU (PKPU) Nomor 20 tahun 2023 juncto pasal 280 ayat 1 huruf c dan pasal 521 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Di mana, kata dia, ketentuan dalam pasal tersebut menjelaskan bahwa paslon maupun peserta kampanye dilarang menghina seseorang atau peserta lain.
Baca Juga:
Uang Rp 920 Miliar dan 51 Kg Emas di Rumah Eks Pejabat MA, Mahfud: Itu Bukan Milik Zarof!
Mua'limin menganggap pernyataan Mahfud yang menyebut Gibran menanyakan pertanyaan receh dalam debat merupakan bentuk penghinaan. Dalam pelaporan ini, ia menyertakan dua saksi beserta bukti rekaman video Mahfud Md dalam debat.
"Itu ada ancaman pidananya 2 tahun dan denda Rp 24 juta. Dari beberapa video dan berita yang kami baca, apa yang disampaikan Mahfud termasuk kata-kata gila, ngawur, recehan, pertanyaan tidak ada gunanya itu mengarah ke penghinaan paslon lain. Untuk itulah kami laporkan ke Bawaslu supaya Bawaslu menindak Mahfud Md," ucapnya.
Mua'limin mengaku tak berkoordinasi dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran dalam pelaporan kali ini. Ia juga mengaku bukan bagian dari pendukung paslon 2 sehingga laporan ini murni dari keinginannya sebagai pemilih.
"Kami ini bukan siapa-siapa, kami ini hanya orang kecil jadi nggak ada urusan sama TKN. Jadi kami tegaskan kami ini sama sekali tidak ada akses ke sana. Jadi apa yang kami lakukan ini murni kerja kerja mandiri, idealis dan aspirasi kami sebagai warga negara dalam mengawal pemilu. Adapun ada kelompok-kelompok lain yang sudah melaporkan capres-cawapres nomor sekian-sekian itu kami juga tidak peduli karena tidak ada urusannya," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Mahfud menyebut kata receh saat merespons pertanyaan Gibran soal greenflation. Momen itu terjadi saat segmen tanya jawab antarcawapres debat keempat Pilpres 2024 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/1). Gibran mendapat kesempatan bertanya ke Mahfud.
"Bagaimana cara mengatasi greenflation?" tanya Gibran.
Menanggapi hal tersebut Mahfud menjelaskan tentang ekonomi hijau dan pemanfaatan produk pangan. Usai mendengar jawaban Mahfud, Gibran kemudian melakukan gerak tubuh atau gestur mencar-cari.
Gibran mengaku sedang mencari jawaban Mahfud tentang greenflation yang tidak ditemukannya sambil memeragakan gestur mencari-cari.
"Saya lagi nyari jawabannya Prof Mahfud, saya nyari-nyari di mana ini jawabannya, nggak nggak ketemu jawabannya. Saya tanya masalah inflasi hijau kok malah menjelaskan ekonomi hijau?" kata Gibran.
Gibran kemudian menjelaskan soal inflasi hijau yang dimaksudnya. Gibran juga memberikan contoh yakni tentang gerakan rompi kuning di Prancis.
"Prof Mahfud yang namanya greenflation atau inflasi hijau itu, ya kita kasih contoh yang simpel aja, demo rompi kuning di Prancis, bahaya sekali, sudah memakan korban, ini harus kita antisipasi jangan sampai terjadi di Indonesia," tutur dia.
Gibran menambahkan bahwa transisi menuju energi hijau harus hati-hati. Dia ingin Indonesia belajar dari negara maju.
"Kita belajar dari negara maju, negara maju aja masih ada tantangan-tantangannya, intinya transisi menuju energi hijau itu harus super hati-hati, jangan sampai malah membebankan R and D yang mahal, proses transisi yang mahal ini kepada rakyat kecil, itu maksud saya inflasi hijau, Prof Mahfud," kata dia.
Mahfud Mengatakan Jawaban Ngawur
Setelah Gibran menjelaskan, Mahfud menilai jawaban dari Gibran tidak karuan dan tidak ada kejelasan. Mahfud juga melakukan gestur yang sama, yakni mencari-cari seperti yang dilakukan Gibran.
"Saya juga ingin mencari tuh, jawabannya ngawur juga. Ngarang-ngarang nggak karuan, mengkaitkan dengan sesuatu yang tidak ada," kata Mahfud.
Mahfud lalu enggan memberi tanggapan ke Gibran atas pertanyaan solusi menangani greenflation. Menurutnya, pertanyaan soal greenflation bersifat 'recehan' sehingga menurutnya tak layak dijawab.
"Kalau akademis itu, gampangnya kalau yang bertanya seperti itu tuh recehan. Oleh sebab itu, itu tidak layak dijawab menurut saya, dan oleh sebab itu saya kembalikan ke moderator," kata Mahfud.
Moderator sempat kembali menegaskan apakah Mahfud akan memanfaatkan waktu tersisa. Mahfud menyatakan sudah cukup memberi tanggapan dan menyerahkan kepada moderator.
"Ini ndak layak dijawab ini pertanyaan kaya gini, nggak ada ini jawabannya," ujar dia.
[Redaktur: Sandy]