Namun dari sejumlah riset, antara lain yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia (2021) menunjukkan pandangan anak muda terhadap politik yang cenderung pesimis.
Menteri PPPA menuturkan hasil riset tersebut mengungkap anggapan anak muda bahwa politisi dan partai politik tidak terlalu baik dalam mewakili aspirasi masyarakat.
Baca Juga:
Menteri PPPA Kawal Kasus Kekerasan Anak di Banyuwangi
Hal ini dapat berpotensi untuk menurunkan gairah dan minat pemilih pemula mengikuti pesta demokrasi.
Saat ini, masih minimnya pengetahuan komprehensif remaja dan anak muda, termasuk para pemilih pemula tentang kehidupan bernegara, haknya sebagai warga negara, serta manfaat politik, demokrasi dan pemilu membuat mereka kurang tertarik dengan pemilu.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya khusus untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi anak-anak muda dalam proses demokrasi.
Baca Juga:
Arifah Fauzi Sebut 3 Program Prioritas Kemen PPPA Butuh Sinergi Antar Kementerian dan Lembaga
Wakil Ketua FAN Periode 2023-2025, Nabiel mengajak seluruh pemilih pemula untuk menggunakan hak suaranya saat Pemilu tanggal 14 Februari mendatang.
“Sebagai seorang anak, pemilu merupakan momentum dimana kita bisa memilih pemimpin yang dapat mewakili suara kita. Oleh karena itu, kita harus dapat menghargai perbedaan pendapat, dalam pelaksanaan pemilu terdapat nilai-nilai Pancasila. Besar harapan saya untuk 2024, dapat mewujudkan pemilu yang adil dan transparan, dan pemilih pemula dapat ikut aktif dalam proses pemilu seraya menyuarakan pemilu ramah anak,” ujar Nabiel.