PUNA Elang Hitam yang dapat beroperasi secara otomatis dan memiliki daya tahan terbang 24 jam ini dikembangkan bersama dalam sebuah konsorsium nasional yang melibatkan PTDI sebagai lead integrator, PT Len Industri (Persero), LAPAN, Balitbang Kemhan RI, Dislitbang AU, Pothan Kemhan RI, BPPT, dan ITB.
Penguasaan teknologi PUNA Elang Hitam dapat menjadi sarana bagi kemajuan teknologi pertahanan nasional yang secara bertahap dapat membangun kemandirian industri pertahanan dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) bagi TNI.
Baca Juga:
Sejarah Panser Ferret Legendaris di Tubuh Militer Indonesia
Hal tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan produk drone MALE kombatan yang dapat diterima TNI AU sesuai persyaratan operasi dan spesifikasi teknis.
Rudal Nasional
Baca Juga:
Mengenal Airbus A400M, Pesawat Angkut Militer yang Bakal Dimiliki Indonesia
Program Rudal Nasional yang dijalankan secara konsorsium yang terdiri dari PTDI sebagai lead integrator, PT Len Industri (Persero), PT Pindad (Persero), dan PT Mulatama, melakukan pengembangan Rudal (Surface to Surface) dalam rangka mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri untuk pemenuhan kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) bagi TNI.
Target sertifikasi, tahun 2024.
Adapun selain menuntaskan tiga Program Strategis Nasional, saat ini PTDI juga masih menyelesaikan beberapa kontrak berjalan baik dari customer dalam negeri maupun luar negeri.