WahanaNews.co | Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai, apabila dilihat dari sisi logistik dan ketokohan, partai-partai politik baru yang bermunculan sulit untuk menembus parlemen jika nanti mengikuti Pemilu 2024.
"Belum cukup kuat," kata Ujang kepada wartawan, Minggu (10/10/2021).
Baca Juga:
Soal Hasil Pilpres 2024: PTUN Jakarta Tak Terima Gugatan PDIP, Ini Alasannya
Untuk itu, Ujang menyarankan agar partai-partai baru itu memperkuat dua hal itu.
Menurutnya, ketokohan plus logistik yang kuat bisa menarik dukungan masyarakat.
Menurutnya, itu menjadi tantangan partai baru agar bisa meraup suara pemilih pada pemilu nanti.
Baca Juga:
KPU Labura Verifikasi Berkas Calon Bupati dan Wakil Bupati di Rantau Prapat: Pastikan Dokumen Sah
Selain dua hal tersebut, Ujang mengatakan, partai politik baru perlu memperkuat diri dengan merekrut penyandang dana dan menarik para penyandang nama.
"Penyandang dana itu adalah pengusaha, dan penyandang nama itu ialah tokoh-tokoh yang memiliki nama besar. Ini yang menjadi tantangan bagi partai-partai politik baru," saran Ujang.
Di sisi lain, Ujang menuturkan, sebelum memikirkan untuk bisa menembus parlemen, parpol baru juga mesti memikirkan untuk lolos sebagai peserta pemilu.