Bahkan ada pedagang sayur mayur, Reni namanya yang
sambil menitikkan air mata curhat kepada Menantu Presiden Jokowi itu.
"Ini pembangunan gedung kami yang bayar, mana ada
uang Pemko ini. Kami cicil ini tiap bulan, bahkan saya sampai gadai rumah saya
untuk DP lapak ini Pak Bobby. Tolong la kami, pembeli sepi tak mau masuk mereka
belanja di luar. Bagaimana ini pengurusnya tolonglah nasib kami Pak," Kata
Reni.
Baca Juga:
Tim Kuasa Hukum Heri-Sholihin Siap Ambil Jalur Hukum Soal ‘Black Campaign’
Ditegaskan Kamal Tanjung selaku perwakilan pedagang
ditemani Suwarno ketua relawan yang konsern pada pasar tradisional, memang
benar bahwa pedagang mencicil lapak yang ada di dalam gedung.
"Nominalnya beda-beda tergantung ukuran. Masa
cicilannya juga beda ada yang lima tahun. Rata-rata Rp, 1.5 juta se bulan,
bahkan ada yang Rp3 juta. Jadi pemko Medan itu menurut kami tak ada kontribusi.
Manajemen pun kurang baik. Kita butuh kepemimpinan yang kuat yang bisa urus
pasar ini. Pasti ada setoran liar yang kita tidak tahu masuk ke siapa. Itu
harus dihentikan di masa Bobby kelak," kata Kamal.
Anehnya, pasca dibangun pada 2014 lalu, sampai kini
gedung pasar Sukaramai tidak diresmikan.
Baca Juga:
Besok! Debat Pamungkas Pilgub Lampung Siap Digelar, Ini Temanya
Melihat fakta di lapangan, Bobby Nasution bilang
masalah gedung tak lepas dari hal teknis.
"Di dalam kurang ramai, banyak lapak kosong. Di
lantai dua dan tiga malah kosong sama sekali. Secara teknis memang bangunan ini
tidak memudahkan pengunjung," kata Bobby.
Solusinya, Bobby tegaskan akan bangun sebuah ekosistem
pasar yang sebenarnya di Sukaramai.