Lebih lanjut, Arief mengaku belum menemukan sosok tokoh yang akan merangkul masyakat Indonesia.
Sehingga ia menyebut apa yang dilakukan Ganjar dan Anies lebih banyak bernilai pencitraan.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
Sebagai contoh, ia menjabarkan aksi yang dilakukan Ganjar kala makan bersama pengemis.
Bukannya salut, ia justru merasa iba lantaran hal ini menandakan warga dalam satu wilayah yang dipimpin tak sejahtera dan mendapatkan kehidupan yang layak.
"Kayak Ganjar kan, makan sama pengemis. Repot kita, kalau saya seorang Gubernur, ada pengemis di kota yang saya pimpin, nangis saya. Bukan saya ajak makan, artinya saya seorang Gubernur tidak berhasil mensejahterakan masyarakat," jelasnya.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
Ia pun masih percaya bahwa pemimpin Indonesia itu tidak lepas dari kearifan budaya warisan.
Selain itu, Ganjar dan Anies juga dinilai belum memiliki partai politik yang akan mencalonkan keduanya di Pilpres 2024.