WahanaNews.co | Wakil Ketua Komisi III DPR RI Desmond Junaidi Mahesa minta jajaran Polri lebih transparan dalam menangani kasus polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J di rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, Jakarta Selatan.
Menurutnya, sikap lebih transparan dari pimpinan Polri dalam memberikan penjelasan diperlukan agar kasus tembak polisi yang menewaskan Brigadir J tidak menjadi pertanyaan publik.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
"Kita minta pimpinan Polri lebih transparan saja agar tidak jadi pertanyaan publik," kata Desmond, Rabu (13/7).
Terkait rencana komisinya memanggil Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk meminta penjelasan soal kasus tembak polisi yang menewaskan Brigadir J, Desmond menyatakan langkah itu tak perlu dilakukan.
Menurutnya, langkah itu terlalu drama dan tidak substansial untuk negara.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
"Ngapain panggil Kapolri, urusan kayak begini enggak urgent, [ada] jauh lebih penting," ucapnya.
"Drama banget, untuk hari ini jangan terlibat dalam drama-drama yang tidak substansial untuk negara," sambung politikus Partai Gerindra itu.
Dia berkata, kasus tembak polisi yang menewaskan Brigadir J merupakan sebuah musibah. Desmond pun menilai, sikap prihatin seharusnya ditunjukkan dalam kasus yang menyangkut rumah tangga orang lain seperti ini.
"Kan musibah, setiap orang apakah dia polisi atau bukan kalau kejadian terhadapnya, rumah tangganya, kita turut prihatin, kita tidak komentar menilai polisi, menilai peristiwa ini. Saya prihatin terhadap kejadian ini," ucap Desmond.
Sebelumnya, Ketua Komisi III DPR RI Bambang Wuryanto berencana memanggil Listyo untuk meminta penjelasan terkait aksi polisi tembak polisi yang menewaskan Brigadir J. Ia menyoroti banyak kejanggalan dari insiden yang terjadi di kediaman Sambo itu yang perlu dijelaskan lebih lanjut.
"Ada kejanggalan tentu, saya sepakat. Tapi kejanggalan itu apanya? Antar Polri bagaimana caranya tembak menembak. Kalau kau sama aku berkelahi biasa, sipil. Tapi kalau aparat begini kan ngeri bos," kata pemilik sapaan akrab Bambang Pacul itu dalam konferensi pers, Selasa (12/7).
Dia menyampaikan, komisinya juga akan mengundang perwakilan dari Pengamanan Internal (Paminal) untuk memberikan penjelasan secara rinci Ia menyatakan, aksi tembak menembak yang terjadi di kediaman Sambo itu menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi Komisi III DPR.
Bambang Pacul pun mengingatkan bahwa senjata api yang digunakan oleh polisi saat bertugas dibeli menggunakan uang rakyat. [rin]