WahanaNews.co, Jakarta - Direktur Tindak Pidana Narkoba (Dirtipidnarkoba) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Brigjen Mukti Juharsa mengatakan pihaknya meminta timbal balik kepada Thailand untuk membantu menangkap gembong narkoba jaringan internasional Fredy Pratama.
Sejauh ini, Fredy Pratama disebut berada di sebuah hutan di Thailand. Polri sendiri telah berhasil menangkap Chaowalit Thongduang alias Pang Na-Node alias Sulaiman di Bali. Chaowalit Thongduang merupakan buron paling dicari Thailand.
Baca Juga:
Modus Penipuan Tas Mewah Selebgram Angela Lee Rp3,2 Miliar Dibeberkan Polisi
"Dalam bargaining, mereka juga bantu kita untuk menangkap Fredy Pratama. Itu dulu timbal baliknya," ujar Mukti saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2024) melansir Kompas.com.
Mukti menjelaskan, dari pihak Polri, sudah ada beberapa perwakilan yang akan terbang ke Thailand untuk menjemput Fredy Pratama, jika berhasil tertangkap.
Menurutnya, menteri, polisi narkoba, dan Imigrasi Thailand bersedia membantu menangkap Fredy Pratama. Dia menilai, Thailand seharusnya membantu menangkap Fredy Pratama karena levelnya sama seperti Chaowalit Thongduang.
Baca Juga:
Peredaran 88 Kg Sabu Jaringan Fredy Pratama, Digagalkan Polda Jatim
Chaowalit selama berada di Thailand telah melakukan sejumlah dosa, seperti membunuh polisi, menembak anggota kehakiman, hingga menjadi bandar narkoba.
"Kita berdoa semoga tim beliau kembali dari Indonesia bisa membawa Fredy Pratama," ucapnya.
"Kita kan join ini. Ada budi ada balas dong. Kita juga demikian dong. Dia kan gembong besar. Fredy gembong besar. Ya saling tukar saja. Barter. Itu yang kita inginkan," sambung Mukti.
Meski demikian, Mukti belum tahu kapan operasi penangkapan Fredy Pratama di antara Burma dan Thailand akan dilakukan. Mukti mengatakan, dirinya juga sangat ingin menangkap Fredy Pratama secepatnya.
"Saya juga mau cepat-cepat mau nangkap Fredy Pratama. Kamu kira saya enggak mau. Biar tugas saya selesai gitu kan. Ini kan Fredy Pratama identiknya dengan Dirnarkoba Bareskrim kan. Benar enggak? Jadi dengan saya kan. Makanya kalau enggak ketangkap, waduh sakit kepala saya," imbuhnya.
Diketahui, Fredy Pratama hingga kini masih buron. Kepolisian Republik Indonesia (Polri), bersama Kepolisian Thailand, Malaysia dan Australia memutuskan bekerjasama untuk menangkap buronan itu.
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Mukti Juharsa menjelaskan, dia bersama petinggi kepolisian dari tiga negara sudah menggelar pertemuan pada akhir April 2024 untuk membahas perkembangan penyidikan masing-masing negara.
“Hasil pertemuan kami dengan kepolisian Australia, Malaysia dan Thailand menjelaskan bahwa Fredy Pratama masih berada di Thailand, dan masih berada di dalam hutan,” ujar Mukti di Bareskrim Polri, Senin (6/5/2024) kemarin.
Dari tempat persembunyiannya itu, Fredy juga masih cukup gencar menyuplai bahan baku narkoba, termasuk ke Jakarta. Pengiriman dilakukan oleh anggota jaringannya, untuk diproduksi oleh anak buahnya.
Mukti mencontohkan clandestine lab di Sunter, Jakarta Utara, yang digerebek oleh Satgas Penanggulangan Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba (P3GN) Polri beberapa waktu lalu masih berada di bawah kendali Fredy Pratama.
“Kenapa Fredy Pratama gencar sekarang mengirim barang dan membuat clandestine lab di Jakarta? karena dana keuangannya sudah menipis. Dia sudah kehabisan modal,” kata Mukti.
[Redaktur: Alpredo Gultom]