Ayah korban, Sersan Mayor (Serma) Christian Namo, tak kuasa menahan amarah saat menuntut keadilan di hadapan rekan-rekan sesama prajurit dan pihak keluarga.
Ia berdiri tegap di belakang mobil ambulans yang membawa jenazah putranya, dengan mata melotot dan tangan menengadah ke langit.
Baca Juga:
Perwira Danton Jadi Tersangka Kasus Kematian Prada Lucky, TNI AD Pastikan Proses Hukum Jalan Terus
“Kamu saksikan semua, yang bunuh anak saya sifat PKI, keji. Ingat baik-baik itu,” teriaknya lantang di halaman kamar jenazah Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.
Christian, yang bertugas di Komando Distrik Militer (Kodim) 1627 Rote Ndao, mengaku sangat kecewa karena keinginan untuk mengautopsi jenazah putranya di Rumah Sakit Wira Sakti Kupang dan Rumah Sakit Bhayangkara Kupang tak bisa terwujud.
Di RS Wira Sakti, tidak ada dokter yang siap melakukan otopsi, sementara di RS Bhayangkara, pihak dokter meminta surat pengantar dari kepolisian.
Baca Juga:
Istri TNI Pemilik Akun Facebook Minta Maaf Usai Hina Prada Lucky
“Saya hanya ingin membuktikan penyebab meninggal melalui otopsi. Saya meminta negara harus hadir untuk membantuku, termasuk mengungkap pelaku pembunuh anak saya,” tegasnya.
Setelah dibujuk oleh rekan kerja, komandan, dan keluarga, Christian akhirnya bersedia membawa jenazah ke rumah duka di Rumah Dinas TNI Angkatan Darat, Kodim 1617 Rote Ndao, Kuanino, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
Prada Lucky menghembuskan napas terakhir di RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo, pada Rabu (6/8/2025) pukul 11.23 WITA setelah menjalani perawatan intensif selama empat hari sejak Sabtu (2/8/2025).